Pyongyang diketahui telah lima kali melakukan uji coba nuklir di Punggye-ri yang berada di Gunung Mantap.

BEIJING - Laman berita South China Morning Post (SCMP) edisi Rabu (25/4) melaporkan bahwa lokasi uji coba nuklir Korea Utara (Korut) telah runtuh kembali. Dalam laporannya, SCMP mengatakan mungkin insiden tersebut jadi alasan bagi pemimpin Korut, Kim Jong-un, menghentikan uji coba nuklir.

"Lokasi uji coba nuklir Korut yang berada di pegunungan, telah runtuh. Insiden ini bisa membahayakan Tiongkok dan negara lain yang berdekatan dengan Korut atas risiko paparan radioaktif," demikian laporan dua kelompok ilmuwan Tiongkok.

Pada Jumat (20/4) pekan lalu, Kim Jong-un menyatakan akan menghentikan semua uji coba nuklir dan peluncuran misil mereka. Tak hanya itu, Kim pun mengatakan akan menutup lokasi uji coba nuklir Punggye-ri.

Pyongyang diketahui telah lima kali melakukan uji coba nuklir di Punggye-ri yang berada di Gunung Mantap. Menurut kesimpulan pakar geologi yang juga ketua tim ilmuwan dari University of Science and Technology of China di Hefei, runtuhnya lokasi uji coba nuklir Korut terjadi setelah uji ledakan hulu ledak nuklir thermal berkekuatan 100 kiloton pada musim gugur tahun lalu yang dilakukan diterowongan sedalam 700 meter dari puncak gunung itu. Uji coba ledakan nuklir Korut itu juga menyebabkan serangkaian gempa bumi.

"Uji coba ledakan nuklir itutelah membuat gunung itu rentan terhadap keruntuhan," demikian laporan ilmuwan geologi Tiongkok itu.

Debu radioaktif berpotensi tersebar melalui retakan atau lubang dari gunung yang rentan itu. Perlu pemantauan atas kebocoran materi radioaktif setelah insiden ini terjadi

Spekulasi bahwa terjadi keruntuhan di lokasi uji coba nuklir semakin menguat setelah pakar geologi senior Korut bernama Lee Doh-sik, berkunjung ke salah satu kantor geologi Tiongkok setelah dua pekan uji ledakan nuklir. Lee kabarnya secara diam-diam telah berunding dengan pakar geologi Tiongkok yang bekerja untuk pemerintah.

Sejauh ini maksud kunjungan Lee ke Tiongkok belum terungkap. Namun tak lama setelah kunjungan itu, Pyongyang mengumumkan tak akan lagi melakukan uji coba nuklir lagi. Menurut pemantau ahli program nuklir Korut asal Beijing, Hu Xingdou, kemungkinan besar Pyongyang telah mendapat peringatan keras dari Beijing.

Bahas Pulau Sengketa

Sementara itu terkait pertemuan tingkat tinggi (KTT) antar-Korea yang tinggal beberapa hari lagi terjadi, dilaporkan bahwa akan ada agenda pembahasan tambahan yaitu untuk mengangkat isu pulau-pulau sengketa yang saat ini dikuasai Korea Selatan (Korsel), namun juga diklaim Jepang.

Sebelumnya dua pihak yaitu delegasi dari Korut dan Korsel menetapkan dua agenda utama yaitu denuklirisasi serta diakhirnya Perang Korea 1950-1953.

Isu pulau sengketa ini sempat mencuat saat delegasi atlet dua Korea untuk Olimpiade Musim Dinging Pyeongchang, berbaris bersama sambil membawa bendera bergambar peta Korea bersatu yang juga menampilkan pulau-pulau sengketa.

Isu ini kembali mengemuka saat tersebar foto perjamuan KTT antar-Korea, nantinya juga akan menghidangkan menu makanan yang disusun mengikuti peta Korea bersatu. Atas tampilnya foto itu, Tokyo telah mengajukan keberatan.Dua Korea yaitu Korut dan Korsel, sama-sama memendam kesumat terhadap Jepang yang pada Perang Dunia II melakukan pendudukan di Korea.

Protes Jepang ini bukan yang pertama. Saat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berkunjung ke Seoul tahun lalu, salah satu menu yang dihidangkan yaitu udang yang ditangkap dari perairan Dokdo.

SCMP/AFP/I-1

Baca Juga: