Chicago - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (24/3/2021) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (25/3/2021) pagi WIB, menghentikan penurunan dua hari beruntun, saat para investor mengabaikan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dollar karena logam safe-haven menarik dukungan dari seruan berulang Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell untuk menjaga suku bunga rendah mendekati nol.

Kontrak emas harga paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terdongkrak 8,10 dollar AS atau 0,47 persen menjadi ditutup pada 1.733,20 dollar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (23/3/2021), emas berjangka anjlok 13 dollar AS atau 0,75 persen menjadi 1.725,10 dollar AS.

Harga emas berjangka juga tergerus 3,6 dollar AS atau 0,21 persen menjadi 1.738,10 dollar AS pada Senin (22/3/2021), setelah terangkat 9,2 dollar AS atau 0,53 persen menjadi 1.741,70 dollar AS pada Jumat (19/3/2021), dan menguat 5,40 dollar AS atau 0,31 persen menjadi 1.732,50 dollar AS pada Kamis (18/3/2021).

"The Fed mengatakan meskipun fakta bahwa kita dapat melihat beberapa inflasi yang lebih tinggi, mereka tampak akan melewatinya sehingga pada akhirnya berarti kita dapat melihat lonjakan inflasi dan Fed tetap tidak terlibat faktor-faktor tersebut membantu emas di sini," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.

Ketua Fed Powell mengatakan kepada anggota parlemen, Selasa (23/3/2021), dia memperkirakan beberapa inflasi tetapi itu akan menjadi "tidak terlalu besar atau persisten." Bank sentral AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga berlabuh mendekati nol dalam pertemuan kebijakannya minggu lalu.

Keuntungan emas datang meskipun imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan dan dollar terus meningkat. Dollar yang lebih kuat membuat memegang emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara emas bisa naik ke level 1.900 dollar AS lagi, dollar yang kuat, yang tidak mungkin melemah dalam waktu dekat karena penguncian pandemi di Eropa dan potensi kinerja yang lebih baik dari Amerika Serikat dibandingkan ekonomi negara lainnya, tetap menjadi hambatan untuk emas, Melek menambahkan.

Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi, karena hal itu diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang komoditas yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca Juga: