MANILA - Sekitar seperempat populasi di Filipina yang berjumlah lebih dari 27 juta, kembali akan terpengaruh oleh aturan penutupan wilayah (lockdown) yang kembali diberlakukan mulai Selasa (4/8) ini.

Lockdown ini terpaksa harus diterapkan lagi setelah pejabat kesehatan yang kewalahan menangani lonjakan kasus Covid-19, pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa negara Filipina telah kalah dalam upaya memerangi wabah virus korona.

Sejak awal Juni lalu di Filipina malah terjadi peningkatan kasus infeksi virus korona sebanyak 5 kali lipat dan kini jumlahnya telah melampaui angka 100 ribu.

Pemberlakukan lockdown yang berlaku di Manila dan 4 provinsi sekitar di pulau utama Luzon ini diumumkan sendiri oleh Presiden Rodrigo Duterte, pada Minggu (2/8) malam.

Selama dua pekan kedepan, semua transportasi umum dihentikan termasuk penerbangan domestik demi memperlambat penyebaran virus korona yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di negara tetangga kita ini.

Semua warga diminta untuk tetap tinggal di rumah dan hanya diperbolehkan keluar jika ada urusan penting seperti membeli bahan pokok atau berolahraga. Sejumlah kecil bisnis masih tetap diperbolehkan beroperasi sementara restoran hanya bisa melayani pelanggan yang membawa pulang makanan saja.

"Kita amat kepayahan dan tak ada seorang pun bisa mengantisipasi hal ini," kata Presiden Duterte, sembari menolak seruan untuk memecat Menteri Kesehatan Francisco Duque. "Tak seorangpun mengira ada ribuan orang sakit dalam satu hari," imbuh Presiden Filipina itu.

Diterapkannya kembali lockdown ini setelah 80 asosiasi medis yang mewakili puluhan ribu dokter menyerukan kepada Presiden Duterte untuk memperketat aturan terkait virus korona setelah rumah sakit kewalahan menangani pasien hingga mereka terpaksa harus menolak pasien yang ingin berobat.SB/AFP/I-1

Baca Juga: