Single berjudul Can Good Things Last Forever mengalun di Instagram, iramanya jazz dan pendengarnya mencapai angka 50.410. Littlefinger nama grup band yang melantunkan lagu tersebut. Band ini digawangi oleh David Halim (drum), TJ Dika (bass) dan Chika Olivia (keyboard /vokal).

Di IG littlefingersmusic.id dituliskan grup band ini adalah band jazz elektronik yang berbasis di Jakarta. Lalu begitu mendengarkan musiknya, pendapat yang muncul adalah band ini membawakan musik instrumen. Hal tersebut diakui oleh David, "Kami memang awalnya band yang bawain musik instrumental," katanya.

David Halim, mulai memainkan drumset di usia 10 tahun, David telah bermain dengan beberapa musisi jazz terkenal di Indonesia, seperti Nial Djuliarso, David Manuhutu dan Rudy Zulkarnaen. David juga bermain sebagai drummer sesi dengan Ardhito Pramono dan Deredia. Selama kariernya ia telah bermain di berbagai acara jazz seperti Motion Blue Jakarta dan Jazz pada bulan Juli di Singapura.

Lahir dan dibesarkan di Bandung, belajar drum di bawah mentor drum selama bertahun-tahun seperti Agustinus (Salamander Big Band), Sepsa Zulqaida Subhi dan Elfa Zulham. Sekarang sedang mengikuti studinya di Pop & Jazz Performance di Universitas Pelita Harapan Conservatory of Music dengan bimbingan musisi terbaik Indonesia, seperti Dimas Pradipta, Sri Hanuraga, Dhani Syah dan Robert Muyarahardja. Ia juga berkontribusi di komunitas jazz lokal seperti Lab Jazz Aru di bawah saran Rudy Zulkarnaen dan Imam Pras.

David yang kuliah di UPH, bertemu dengan teman sekampusnya, Dika, pemain bas yang handal. Mereka manggung bareng di beberapa acara musik. Andika Putra memulai karier musiknya sebagai bassis. Tumbuh besar di Tangerang, memulai perjalanan musiknya sejak menjadi menteri di sebuah gereja kecil. Andika lalu menjadi musisi yang mengembangkan bakatnya secara autodidak.

Hingga suatu hari ia mendapat biaya kuliah bersubsidi dari gereja dan sekolah untuk belajar dengan guru swasta. Ketika masih SMA ia sering mengikuti kompetisi musik dan secara tidak langsung ia mendapat banyak ilmu di acara-acara tersebut.

Lulus SMA melanjutkan kuliah di Universitas Pelita Harapan Conservatory of Music belajar di bawah bimbingan, Jupiter Galileo dan Fajar Adi Nugroho. Kemudian Andika banyak bermain di berbagai acara sebagai basis sesi dengan beberapa artis mapan seperti Ify Alyssa, Clarisa Dewi, Eclat Story, Willy Angga Winata, Ama Clara dan banyak lagi. Ia juga masuk 5 besar dalam kompetisi MLD Jazz Dare2 Perform pada 2017 dan MLD JazzWanted 2018.

Yang paling disukainya ketika dirinya dapat kesempatan bermain di Hari Kesaktian Pancasila di depan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bersama Orkestra Nasional. Bermain musik bersama David, banyak melahirkan lagu-lagu instrumen jazz yang lembut dan santai. Lalu pada pertengahan bulan Oktober 2019, saat manggung di sebuah acara musik, mereka bertemu dengan Chika. Chika Olivia sendiri adalah seorang pianis jazz dan terlatih kontemporer.

Dia telah mengembangkan kecintaannya terhadap musik piano sejak usia muda. Ketika masuk kelas tujuh, Chika menemukan jazz dan tertarik untuk mempelajari lebih mendalam. Di SMA Chika memperdalam pengetahuan musiknya dengan ikut di sekolah musik kontemporer di Jakarta, seperti Farabi dan D'Jazz Music School. Dari sana Chika mulai bermain di sesi jam, tempat jazz dan juga manggung .

Pada 2015 Chika diterima di Berklee College of Music di Boston dan lulus pada Mei 2018 dengan gelar performa. Usai lulus Chika tampil di berbagai macam acara dan sesi rekaman, membantu sesama siswa dan musisi. Dia bermain sebagai pemain lepas, memainkan musik mulai dari jazz, funk hingga musik tradisional Indonesia. Awalnya Dika dan David sudah main bareng karena mereka satu kampus di UPH. Pada pertengahan tahun 2019, di sebuah acara musik jazz, Chika bertemu David dan Dika, kenalan dan dilanjutkan dengan main musik bareng. Ternyata setelah mencoba ada kecocokan. "Ya udah trus kita bikin band," kata Chika.

Lalu mereka sepakat untuk memilih nama Littlefingers. "Nama ini kami pilih karena seneng liat salah satu karakter Game of Thrones, karakternya unik dan aneh. Jadi ya kita pilih nama itu," jelas Chika. Berkisah tentang lagu yang dibawakan, menurut David tadinya mereka sudah punya musiknya. "Kami ini kan band instrumental, jadi sudah punya beberapa musik instrumental. Lalu dibuat liriknya dan Chika yang membawakan," jelas David. Begitu lagunya diunggah ke Instagram, dalam waktu singkat pendengarnya melesat.

"Nggak nyangka, tadinya cuma bikin single doang, kaget juga liat angkanya, ini di luar ekspektasi," kata Chika senang.

Selanjutnya mereka juga sudah menyiapkan lagi lagu untuk singleberikutnya. "Kita juga sudah siapin lagu-lagu yang baru, juga dalam bahasa Inggris," ungkap Chika. Namun David mengemukakan untuk menahan dulu lagu barunya. Biarkan dulu yang ada terus disukai banyak orang. ars

Baca Juga: