JAKARTA- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Bidang Pendanaan menggelar kegiatan bertema "Cerita Kriya" di Bali Kamis (8/9). Kegiatan tersebut sebagai dukungan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata yang terpuruk selama pandemi Covid-19. Apalagi, sektor pariwisata Bali berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan menyumbang banyak devisa bagi negara.

Kegiatan itu didukung oleh para kolaborator yakni Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (Smesco Indonesia), Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), WhatsApp Indonesia, serta UKM Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kegiatan itu mendorong ekosistem UMKM Perajin Indonesia menjadi lebih berdaya dan mandiri seiring menguatnya ekonomi digital. Program ini, lanjut dia, menjadi gerbang kolaborasi lintas sektor. Kerja sama juga memberikan peluang bagi UMKM Perajin lokal untuk bisa mengakselerasi potensi supaya dapat onboarding ke digital.

"Berbicara mengenai literasi keuangan dan ekonomi digital, tentu sangat lengkap dengan memanfaatkan aspek teknologi digital terkait proses bisnis UMKM dan koperasi. UMKM Perajin Indonesia akan semakin berdaya dan mandiri jika masuk dan go digital. Untuk itu, dibutuhkan banyak inovator digital," ujar Teten.

Pemanfaatan ekonomi digital saat ini menjadi perhatian bagi pengembangan proses bisnis UMKM Perajin Indonesia dan koperasi. Digitalisasi yang diciptakan para inovator selama ini telah terbukti mengubah jutaan pelaku UMKM menjadi lebih berdaya dan kuat kendati terhimpit pandemi Covid-19.

Ketua Umum Dekranas Pusat, Wury Ma'ruf Amin menuturkan, seiring dengan tema program tahun ini "Cerita Kriya", pihaknya fokus pada penguatan ekosistem sub-sektor kriya dari hulu hingga ke hilir. Itu dimulai sejak proses produksi, pembiayaan, pemasaran, sampai dengan kelembagaan seperti koperasi. Dan yang paling utama, kata dia, transformasi digital bagi pelaku usaha,

"Kami juga menggandeng teman-teman disabilitas yang telah berkarya banyak di sektor Kriya ini untuk dapat terus berkembang dan menemukan pasarnya melalui program-program "Cerita Kriya", jelasnya.

Wury mengemukakan, pada tahun 2022 ini, Dekranas dengan dukungan dari KemenkopUKM , melatih lebih dari 500 fasilitator/trainer pemerintah dengan target lebih dari 900 ribu UMKM.

"Yang kemudian melatih UKM hingga dapat ekspor seperti para UKM lulusan pelatihan ini," imbuhnya.

Kolaborasi Dekranas dan KemenKopUKM sudah berjalan sejak 2019. Namun pada tahun 2020, kedua belah pihak sepakat men-design ulang kegiatan ini untuk menjadi lebih berkelanjutan dan dengan pendekatan penguatan ekosistem untuk pelaku usaha. "Pada tahun 2020 hingga 2021 kami fokus pada penguatan Wastra Indonesia, sesuai dengan fokus kerja Dekranas, dengan tajuk "Cerita Wastra," tukasnya.

Membuka Peluang

Ketua umum Yayasan PTI Myra Winarko mengemukakan, kesempatan yang diberikan oleh KemenkopUMKM dan Dekranas ini mampu membukakan peluang bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.

Untuk diketahui, Yayasan PTI merupakan inkubator bisnis bagi kaum disabilitas. Itu sebabnya, KemenkopUMKM dan Dekranas menggandeng PTI agar dapat melanjutkan langkah berkesinambungan untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Digital Economy to Support SDGs").

"InsyaAllah kami akan menjawab tantangan pak Menteri terkait ekosistem digitalisasi bagi kaum disabilitas dari hulu ke hilir., " Kata Myra.

Selama ini, PTI sudah menjalankan fungsinya dengan membina berbagai komunitas disabilitas di berbagai belahan Indonesia. Di antaranya adalah komunitas disabilitas mental retardation (keterbelakangan mental) di Bandung Jawa Barat yang memproduksi Telur Asin.

Kemudian, pelatihan Make Up Artist bagi bisu dan tunarungu, pelatihan melukis, dan pelatihan memasak. Para lulusan Pelatihan PTI ini rata-rata sudah mandiri, bahkan beberapa di antaranya telah mampu masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional. PTI sebagai inkubator bisnis juga menggandeng beberapa perusahaan besar dan perbankan, untuk terus melakukan pembinaan dan pemasaran secara digital.

"Ke depan bahkan kami berencana membuat Platform sendiri, selain memberikan pelatihan-pelatihan pada disabilitas agar masuk ke dunia digital secara mandiri," tandas Myra.

Baca Juga: