JAKARTA - Keberadaan lembaga atau badan penelitian dan pengembangan (Litbang) di lingkungan institusi militer sangat strategis. Ibaratnya, sebagai think thank-nya TNI dalam konteks Indonesia. Kerja dan program dari lembaga Litbang, baik di bawah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI, harus mendukung kemandirian alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Sehingga militer Indonesia, tidak selalu tergantung oleh produsen Alutsista negara lain.

Pengamat pertahanan dari Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta, di Jakarta, Minggu (19/7) mengatakan langkah Menhan Prabowo Subianto yang kemarin 'memborong' Alutsista dan amunisi buatan Pindad adalah bagian dari upaya untuk membangun kemandirian alat pertahanan Negara seperti yang diinginkan Presiden Jokowi, mengutamakan belanja produk dalam negeri.

Program kerja Litbang di lingkungan Kemenhan dan TNI, harus diarahkan untuk mendukung itu. Lembaga Litbang harus bekerja sama dengan industri strategis pertahanan seperti PT Pindad, PT PAL, atau PT Dirgantara Indonesia.

"Jadi fungsi Litbang, tidak hanya di TNI, tapi di semua organisasi mempunyai fungsi strategis karena menghasilkan output untuk pengembangan bahkan perubahan organsasi. Litbang ini sangat penting bagi TNI mengingat tugas pokok TNI dalam bidang pertahanan negara akan menghadapi berbagai ancaman yang sangat dinamis dengan kompleksitas tinggi. Tanpa adanya perubahan dan pengembangan maka TNI bisa tertinggal," kata Stanislaus.

Selain itu, kata dia, semua lembaga Litbang di masing-masing matra TNI atau di Kemenhan harus melakukan analisis berbagai ancaman yang pernah, sedang, dan akan terjadi serta melakukan analisis berbagai kerawanan yang bisa menjadi pintu masuk ancaman. Ia contohkan, misalnya kapabilitas pihak yang berpotensi atau sedang menjadi musuh, termasuk persenjataannya, strategi yang digunakannya.

"Ini harus dipelajari dan diteliti. Sehingga TNI bisa menyiapkan strategi untuk menghadapinya. Jika dihadapkan pada isu kemandirian Alutsista maka sangat tepat jika fungsi Litbang pada masing-masing matra TNI diberi tugas untuk mengembangkan dan menghasilkan desain dan prototype Alutsista andal dan modern yang bisa diproduksi oleh industri Alutsista dalam negeri.Fungsi Litbang ini sekaligus untuk mengurangi ketergantungan Alutsista yang diperoleh dari luar atau impor," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dislitbangal, Laksma TNI Kasih Prihantono mengatakan Dislitbangal bertugas mengembangkan atau meneliti peralatan keangkatan lautan berupa persenjataan, material pendukung dan bidang menajemen serta melakukan presentasi peralatan yang akan digunakan TNI AL. Dislitbangal sebagai lembaga penelitian TNI AL memiliki beberapa laboratorium yang meneliti dan mengembangkan sesuai dengan pengembangan Alutsista TNI AL.

"Adapun laboratorium yang dimiliki Dislitbangal, antara lain Laboratorium Senjata, Laboratorium Kimia, Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Bawah air," ujarnya. ags/N-3

Baca Juga: