Pihak berwenang Meksiko menemukan mayat lima pria yang dipenggal di sebuah jalan. Penemuan mengerikan terbaru di negara yang dilanda kekerasan.
GUADALAJARA - Pihak berwenang Meksiko mengatakan pada hari Minggu (13/10), mereka telah menemukan mayat lima pria yang dipenggal di sebuah jalan di negara bagian Jalisco bagian barat, penemuan mengerikan terbaru di negara yang dilanda kekerasan itu.
Mayat-mayat itu ditemukan dalam kantong plastik hitam di kotamadya Ojuelos, di timur laut Jalisco, kata kantor kejaksaan negara bagian.
"Laporan yang diterima menunjukkan bahwa di jalur aspal jalan tersebut (...) terdapat beberapa tas yang tampak seperti siluet manusia," katanya.
Saat tiba di lokasi, anggota Garda Nasional menemukan lima mayat pria tanpa kepala, hanya mengenakan celana.
Di dekat lokasi kejadian, mereka menemukan tas lain yang tampaknya berisi kepala para korban, kata kantor kejaksaan, seraya menambahkan bahwa ilmuwan forensik sedang menyisir area tersebut untuk mencari bukti.
Kotamadya Ojuelos berbatasan dengan kota Lagos de Moreno, yang telah menjadi lokasi beberapa pembunuhan mengerikan yang dituduh dilakukan oleh kejahatan terorganisir.
Salah satu kasus paling terkenal adalah hilangnya lima orang muda pada 11 Agustus 2023. Penyiksaan dan pembunuhannya terungkap dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.
Kekerasan di Jalisco terutama disalahkan pada Kartel Jalisco Nueva Generacion (CJNG), salah satu kelompok kriminal paling kuat dan kejam di Meksiko.
Menurut angka resmi, 1.415 orang dibunuh di negara bagian Jalisco antara Januari dan September tahun ini.
Di seluruh Meksiko, lebih dari 450.000 orang terbunuh dan puluhan ribu orang hilang dalam lingkaran kekerasan sejak pemerintah mengerahkan tentara untuk memerangi perdagangan narkoba pada tahun 2006.
Minggu lalu, Wali Kota Chilpancingo di negara bagian Guerrero, Alejandro Arcos, ditemukan dipenggal kurang dari seminggu setelah menjabat.
Media lokal melaporkan kepalanya ditinggalkan di kap truk pikap.
Presiden wanita pertama Meksiko Claudia Sheinbaum, yang menjabat pada tanggal 1 Oktober, menghadapi tantangan besar untuk mengatasi kekerasan kartel.
Ia berjanji akan tetap menggunakan strategi pendahulunya Andres Manuel Lopez Obrador, yakni "pelukan bukan peluru", dengan menggunakan kebijakan sosial untuk menanggulangi kejahatan sampai ke akar-akarnya.
"Perang melawan narkoba tidak akan kembali," kata presiden berhaluan kiri itu dalam konferensi pers minggu ini, merujuk pada serangan yang didukung AS yang dilancarkan pada tahun 2006.