JAKARTA - Pola makan yang sehat mencakup semua unsur gizi yang seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Di sisi lain, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, apabila seseorang mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuhnya, akan berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, arthritis, batu empedu, dan penyakit lainnya.

Dokter Gizi, dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, Sp.GK, mengungkapkan gizi seimbang menjadi hal paling penting dalam menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, selain karbohidrat sebagai sumber energi utama, tubuh juga membutuhkan sumber zat pembangun dan pengatur lainnya yang bisa didapat dari protein nabati dan hewani.

"Keduanya juga mengandung lemak yang penting bagi tubuh asalkan dikonsumsi sesuai kebutuhan," ujar dia dalam siaran pers yang dikirim atas kerjasama dengan Tokopedia, Selasa (23/1).

Ia mengatakan mengupas fakta dan mitos seputar makan sehat dan bergizi serta penerapan pola hidup yang lebih sehat. Oleh karenanya mitos ataupun fakta perlu dijelaskan agar masyarakat tidak mengalami masalah kesehatan karena mengikuti pendapat yang salah.

Mitos pertama adalah makan malam akan membuat berat badan naik. Faktanya, makan malam tidak akan membuat berat badan naik jika jumlah kalori yang dikonsumsi dalam sehari tetap sesuai kebutuhan kalori per orang dan membatasi konsumsi manis dan berlemak.

"Seseorang yang sedang menurunkan berat badan disarankan untuk makan malam 2-3 jam sebelum waktu tidur, untuk menghindari risiko asam lambung naik," jelas dr. Putri dalam bersama Tokopedia.

Ketika lapar saat malam hari, disarankan makan buah-buahan sepertiblueberryyang mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan tulang, seperti kalsium, zat besi, magnesium, hingga fosfor atau pisang yang merupakan sumber potasium, vitamin C hingga antioksidan. Ia menyarankan untuk menghindari camilan seperti makanan olahan atau yang digoreng dengan minyak berlebih.

Mindful eatinglebih baik dibanding mengurangi porsi makan merupakan fakta. Mengurangi porsi makan berlebihan hingga menghindari makanan tertentu demi menurunkan berat badan justru tidak baik. Lebih baik menerapkan mindful eating karena tidak ada makanan yang terlalu baik maupun jahat.

"Mindful didasarkan pada kesadaran penuh seseorang saat makan. Misalnya, memperhatikan apa saja yang dimakan, besarnya porsi makanan, mengetahui kapan saat lapar dan saat kenyang," jelas dr. Putri.

Ia memaparkan masyarakat bisa ikut anjuran Kementerian Kesehatan RI dengan membagi piring menjadi tiga bagian. Setengah isi piring diisi oleh sayuran dan buah, sepertiga isi piring diisi oleh protein hewani (ikan, ayam, daging atau telur) sebanyak 75 gram dan protein nabati (tempe, tahu atau kacang-kacangan) sebanyak 100 gram, serta dua per tiga atau 150 gram lainnya diisi oleh sumber karbohidrat seperti beras, kentang atau jagung.

Mengikuti pola makan sehat yang sedangtrendingdi media sosial merupakan mitos. Menurut dr Putri diet yang tepat adalah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, bukan berdasarkan testimonial atau yang sedangtrendingdi media sosial. Sebelum menjalankan diet, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter gizi atau ahli gizi terlebih dahulu.

"Dokter gizi atau ahli gizi dapat mengatur pola diet berdasarkan kondisi tubuh pasien agar kebutuhan makronutrien dan mikronutrien seperti vitamin mineralnya tetap bisa terpenuhi. Mengingat diet tidak bolehtrial and error.Selain menerapkan diet sehat yang telah dianjurkan oleh dokter gizi atau ahli gizi, penting sekali untuk melengkapi gaya hidup sehat dengan berolahraga," tegas dr. Putri.

Olahraga tetap penting untuk mengurangi berat badan merupakan fakta. Manfaat utama dari berolahraga adalah menjaga kesehatan tubuh dari penyakit. Selain pola makan yang sehat dan bergizi, lakukan pula olahraga secara rutin, minimal 150 menit setiap minggu dengan intensitas sedang.

"World Health Organization (WHO) merekomendasikan berolahraga selama 150 menit tiap minggu olahraga untuk menguatkan massa otot," ucap dr. Putri.

Ia menyarankan untuk memilih jenis olahraga kardio intensitas sedang yang seimbang, seperti jalan cepat, berenang, ataujogging. Untuk penguatan otot, bisa melakukan olahraga sepertipush up, plank, sit up.

Boleh makan apa saja saat 'jendela makan' ketika jalani puasa intermiten (intermittent fasting) merupakan mitos. Faktanya, jendela makan saatintermittent fasting adalah waktu untuk memenuhi segala kebutuhan tubuh secara seimbang.

Ia menegaskan bukan bisa makan apa saja, tetapi pemenuhan asupan karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin mineral dengan komposisi secara seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh pada waktu jendela makan. Disarankan untuk konsultasi dengan dokter gizi atau ahli gizi agarintermittent fastingbisa berjalan dengan optimal.

"Tujuan dari intermittent fasting adalah mengurangi massa lemak tubuh, bukan menurunkan berat badan saja. Jika massa otot ikut menurun, maka akan menyebabkan seseorang jadi mudah sakit, mudah lelah, rambut rontok, sehingga efek produktivitas menurun," ujar dr. Putri bersama.

Baca Juga: