Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) beberapa waktu lalu telah mengumumkan secara resmi ketua baru mereka yakni Dato Paduka Lim Jock Hoi. Lim menggantikan Sekretaris Jenderal ASEAN saat ini, Le Luong Minh, yang berasal dari Vietnam dan akan habis masa jabatannya pada tahun ini.

"Kami sangat mengapresiasi kontribusi berharga dari Le Luong Minh dalam kapasitasnya sebagai Sekjen ASEAN yang telah meningkatkan kinerja ASEAN selama lima tahun periode masa jabatannya, yakni 2013-2017. Kami pun setuju menunjuk Dato Paduka Lim Jock Hoi sebagai Sekjen ASEAN yang baru dengan masa jabatan 2018-2022," demikian pengumuman ASEAN saat pelaksanaan KTT ASEAN di Manila, Filipina, beberapa pekan lalu.

Menurut sejumlah narasumber, nama Lim telah santer disebut-sebut dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN beberapa bulan lalu, dimana para menlu itu dengan suara bulat setuju menominasikannya untuk duduk di pos Sekjen ASEAN untuk periode 5 tahun ke depan. Jabatan Sekjen ASEAN harus dirotasi diantara ke-10 anggota ASEAN sesuai alfabet dan nama calon yang masuk, harus mendapat persetujuan dari para Menlu ASEAN.

"Sekarang ini giliran Brunei untuk mengajukan nama sekjen dan nama calonnya itu adalah Lim Jock Hoi," kata seorang narasumber yang tidak mau dipublikasi identitasnya.

Lim dijadwalkan akan memulai pekerjaan barunya di kantor Sekretariat ASEAn di Jakarta pada Januari 2018. Diantara tugas Sekjen ASEAN adalah mengawasi sekitar 300 staf dan mengatur lebih dari 1.000 pertemuan ASEAN setiap tahunnya.

Bukan hanya itu, Sekjen ASEAN juga bertugas memberikan dukungan kepada Dewan ASEAN di pertemuan-pertemuan besar. Hanya saja, Sekjen ASEAN tidak memiliki hak veto untuk memutuskan sejumlah kebijakan.

Diplomat Senior

Sebelum ditunjuk sebagai Sekjen ASEAN, Lim Jock Hoi adalah Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Brunei Darussalam. Dia dikenal pula sebagai kepala negosiator untuk negara Brunei Darussalam di perundingan pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP).

Lim memiliki pengalaman selama bertahun-tahun mewakili negaranya dalam negosiasi-negosiasi perdagangan dan kerja sama ekonomi di level kawasan ASEAN dan lebih banyak lagi di forum internasional Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

Dengan ditunjuknya Lim sebagai Sekjen ASEAN, diharapkan ia akan menjadi aset bagi ASEAN menyusul upaya negosiasi kerja sama perekonomian yang tertatih-tatih untuk kesepakatan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang juga melibatkan 6 negara di luar ASEAN, seperti Tiongkok, Jepang, dan India.

Langkah Lim untuk menjadi Sekjen ASEAN bisa berarti sebuah kehilangan besar bagi Brunei Darussalam, sebuah negara kecil yang kaya akan minyak. Nama Lim sendiri diajukan oleh pemerintah Brunei.

Kepergian Lim menjadi Sekjen ASEAN semakin meningkatkan pertanyaan bagaimana masa depan TPP, dimana pemerintah Jepang sekarang bersama 10 negara anggota lainnya sedang mencoba menghidupkan kembali TPP setelah Amerika Serikat memutuskan untuk menarik diri dari pakta kerjasama tersebut.

Namun tugas Lim sebagai Sekjen ASEAN pun tidaklah mudah, dimana ASEAN sekarang dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti kurangnya persatuan dalam mencapai konsensus mengingat sejumlah anggota terbelah dan masing-masing negara anggota saat ini lebih fokus pada urusan dalam negeri mereka sendiri. ASEAN saat ini memiliki 10 negara anggota, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filifina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Negara anggota ASEAN di masa depan kemungkinan akan bertambah karena Timor Leste dan Papua Nugini sedang mengajukan diri untuk bergabung dengan ASEAN.uci/Kyodo/I-1

Baca Juga: