Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Google Indonesia berkolaborasi mencetak talenta digital di Tanah Air. Melalui program Bangkit, sudah ada 20.000 mahasiswa yang magang di perusahaan-perusahaan yang berkolaborasi dengan Google untuk mengembangkan kompetensi digital.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Google Indonesia berkolaborasi mencetak talenta digital di Tanah Air. Melalui program Bangkit, sudah ada 20.000 mahasiswa yang magang di perusahaan-perusahaan yang berkolaborasi dengan Google untuk mengembangkan kompetensi digital.
"Program Bangkit merupakan platform yang membantu mahasiswa dalam menemukan dan juga mengembangkan kompetensi diri untuk memulai karir digital di masa depan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Abdul Haris, dalam Pembukaan Bangkit 2024 Batch 2, secara daring, Kamis (12/9).
Haris menjelaskan, program Bangkit merupakan upaya untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri saat ini di era digital yang dinamis. Menurutnya, ada kebutuhan mendesak untuk talenta yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis. "Dengan demikian, langsung dapat diterapkan di dunia pasca kampus," jelasnya.
Dia mengungkapkan, program Bangkit fokus pada pelatihan dan keterampilan teknis yang relevan seperti machine learning mobile development dan cloud computing. Pelatihan berlangsung selama 900 jam dengan metode pembelajaran dalam jaringan.
Haris menambahkan, ada juga pembelajaran tentang keterampilan teknis soft skill dan tentu bahasa Inggris. Hal tersebut melengkapi pengalaman belajar mahasiswa di program studi masing-masing.
"Selain itu melalui kredensial mikro di bidang digital pengetahuan dari program studi ini setiap mahasiswa akan menjadi semakin relevan. Terbukti ribuan alumni program bangkit telah menguasai spesialisasi baru di bidang machine learning mobile development dan juga cloud computing," katanya.
Dia menerangkan, talenta bangkit diharapkan bisa berkontribusi untuk perusahaan global dan startup. Sebanyak 500 kampus di seluruh Indonesia sudah terlibat dalam program Bangkit.
"Lulusan tidak hanya siap untuk menghadapi tantangan teknologi saat ini, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi masa depan," terangnya.