Untuk menjaga agar pandemi terkontrol baik, salah satu upaya yang penting dengan melakukan vaksinasi lengkap dan booster.

JAKARTA - Masyarakat diminta untuk terus melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 agar laju kasus korona secara nasional tetap dapat terkendali optimal. Kondisi yang ada sekarang harus dijaga dengan baik agar tidak ada lagi lonjakan kasus karena pandemi belum usai.

"Agar pandemi tetap terkontrol dengan baik, salah satu upaya yang penting adalah dengan vaksinasi lengkap dan booster," kata Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, dalam siaran Radio Sehat yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (14/2).

Seperti dikutip dari Antara, Reisa mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia tetap terkendali meskipun kebijakan PPKM telah dicabut. "Kondisi ini harus terus dijaga. Salah satu caranya adalah masyarakat mendapatkan vaksin dosis lengkap dan booster pertama dan kedua," katanya.

Reisa mengatakan masyarakat harus mensyukuri situasi transmisi pandemi saat ini, karena penanganan di Indonesia sangat baik dan sejauh ini kondisi stabil, dan masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar rumah.

Lebih jauh, Reisa mengatakan masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Oleh karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap Covid-19 kembali meningkat.

"Ini penting sekali terutama untuk kelompok rentan. Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat Covid-19," ujarnya.

Ia mengatakan, mulai 24 Januari, pemerintah menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin yang digunakan merupakan jenis vaksin yang telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bisa Diantisipasi

Reisa mengajak masyarakat memanfaatkan booster kedua sebaik mungkin. "Supaya kita bisa mengantisipasi Covid-19," ujarnya.

Dalam acara yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, mengatakan sebulan setelah PPKM dicabut, semua parameter epidemiologi menurun dan terkendali. Tidak ada lonjakan kasus, tidak ada penambahan kematian.

Berdasarkan survei Serologi Antibodi SARS-CoV-2 kepada 16.286 orang di 19 kabupaten/kota, sebesar 99 persen antibodi meningkat. Survei memeriksa darah untuk mengetahui tingkat antibodi. "Itu menambah keyakinan, meski pandemi belum berakhir tapi kita bisa mengendalikan," ujar Syahril.

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengingatkan warga untuk menerima vaksin booster kedua sebelum pemerintah menerapkan biaya vaksinasi khusus dosis itu.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana, mengatakan animo warga terhadap program vaksinasi semakin berkurang sehingga pemerintah berencana menerapkan biaya vaksinasi.

"Penurunan animo warga itu juga dipengaruhi jumlah kasus aktif Covid-19 yang terus berkurang dalam dua bulan terakhir. Bahkan, hari ini Kepri nihil kasus aktif," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah berencana menerapkan biaya vaksinasi booster kedua sebesar 100.000 rupiah. Namun, bagi warga yang kurang mampu tetap mendapatkan vaksin booster kedua secara gratis.

Ia berharap warga tidak menunda waktu untuk memanfaatkan program vaksinasi gratis tersebut. Apalagi masa efektif vaksin hanya enam bulan sehingga warga harus vaksin kembali untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya dari Covid-19.

"Pemerintah sejak awal berkomitmen memberikan vaksinasi secara gratis, namun tentu mubazir kalau pengadaan vaksin tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal," katanya.

Baca Juga: