“Dulu kita masih menggunakan (perangkat-perangkat, red) analog, sekarang digital. Perubahan-perubahan zaman seperti ini harus kita ikuti karena kalau tidak, kita akan tertinggal dan terlindas oleh zaman."

JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas RI mengangkat isu geocybernetic dalam kerangka ketahanan nasional saat lembaga yang dibentuk Presiden Ke-1 RI Soekarno itu memperingati hari ulang tahun ke-59 di Jakarta, Senin (20/5).

Pelaksana Tugas Gubernur Lemhannas Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono menjelaskan wawasan mengenai geocybernetic perlu menjadi perhatian saat membicarakan ketahanan nasional karena tantangan yang dihadapi saat ini tidak lagi ada di dunia nyata, tetapi juga mencakup dunia siber.

"Dulu kita masih menggunakan (perangkat-perangkat, red) analog, sekarang digital. Perubahan-perubahan zaman seperti ini harus kita ikuti karena kalau tidak, kita akan tertinggal dan terlindas oleh zaman," katanya.

Oleh karena itu, Lemhannas RI menggelar orasi kebangsaan bertajuk "Reaktualisasi Ketahanan Nasional dalam Memasuki Era Geocybernetic" pada puncak peringatan HUT Ke-59 yang disampaikan Tenaga Profesional Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas RI Prof. Dadan Umar Daihani.

"Orasi ilmiah yang kami sampaikan pada hari ulang tahun ini dapat menjadi pesan kepada seluruh masyarakat, seluruh komponen bangsa Indonesia mengenai pentingnya arti ketahanan nasional," kata jenderal bintang tiga TNI Angkatan Darat itu.

Dalam orasi ilmiah yang disampaikan di hadapan sejumlah perwira tinggi TNI, Polri, serta pejabat kementerian/lembaga, ahli pertahanan dan militer, serta petinggi BUMN, Prof. Dadan menyebut tantangan saat ini dan ke depan tidak terbatas pada kerangka geopolitik dan geoekonomi, tetapi juga geocybernetic.

Dalam kerangka itu, beberapa isu perlu menjadi perhatian serius Lemhannas, di antaranya ancaman siber sebagai salah satu ancaman yang paling merusak dan meresahkan. "Oleh karena itu, strategi ketahanan nasional harus memperkuat pertahanan cyber dan kemampuan mendeteksi, merespons, dan memulihkan diri dari serangan cyber," kata Prof. Dadan.

Kemudian, Prof. Dadan juga menekankan bahwa kerangka geocybernetic keamanan dan kedaulatan informasi merupakan aspek penting dalam ketahanan nasional.

"Untuk mewujudkan itu, Lemhannas perlu melakukan penguatan atmosfer akademik dan perluasan jejaring dengan penekanan pengembangan ilmu pengetahuan dan ibu pengasuh ilmu ketahanan nasional," kata Prof. Dadan.

Mengenai hal itu, Plt. Gubernur Lemhannas menyampaikan peringatan HUT Ke-59 juga menjadi momentum untuk mengingatkan kembali seluruh kalangan bahwa Lemhannas RI merupakan pusat rujukan (center of excellence) ilmu pengetahuan ketahanan nasional bangsa Indonesia.

Baca Juga: