Indonesia berpartisipasi dalam upaya pengembangan dan transfer pengetahuan vaksin Covid-19 untuk kawasan Asia Pasifik.

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan lebih dari satu juta dosis vaksin Covid-19 di Indonesia, yang berasal dari bantuan negara sahabat, kedaluwarsa. Hal itu terjadi karena dari 1,1 juta dosis yang diberikan, sekitar 98 persen disumbangkan hanya satu hingga tiga bulan sebelum kedaluwarsa.

"Negara-negara kaya membeli lebih banyak dosis dari yang bisa mereka berikan. Mereka berusaha menyumbangkannya ke tempat-tempat yang dapat mendistribusikannya dengan cepat. Pengiriman cepat ke Indonesia menjelang akhir tahun lalu," kata Menkes, di Jakarta, Rabu (19/1).

Ke depan, lanjut Budi, pemerintah akan lebih selektif dan hanya menerima dosis yang habis masa berlakunya dalam tiga bulan atau lebih. "Kami akan tetap mencoba menerima bantuan ini mengingat itu gratis dan vaksin bagus yang bisa kami berikan kepada orang-orang kami," katanya.

Indonesia membutuhkan sekitar 100 juta dosis vaksin tambahan untuk program booster, yang sebagian besar dipenuhi dengan sumbangan dari fasilitas Covax, dan sisanya melalui perjanjian bilateral.

Negara-negara lain, termasuk Nigeria dan Uganda, juga harus memusnahkan dosis yang kedaluwarsa karena umur simpan yang pendek, yang merupakan tantangan lain bagi upaya Covax untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara yang lebih miskin.

Bantuan Jepang

Vaksin AstraZeneca, bantuan dari pemerintah Jepang, tiba di Indonesia pada Rabu (19/1). Vaksin Covid-19 yang datang pada tahap ke-200 itu sebanyak 651.130 dosis. Sehari sebelumnya, 1.175.800 dosis vaksin merek yang sama donasi dari Jepang juga tiba di Indonesia.

"Pemerintah Indonesia sangat berterima kasih kepada pemerintah Jepang atas hibah ini, yang merupakan bagian dari komitmen Jepang untuk memberikan 2,72 juta dosis vaksin tambahan bagi Indonesia," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, dalam siaran pers, Kamis (20/1).

Pemerintah Jepang memberikan sekitar 4,15 juta dosis vaksin kepada Indonesia pada 2021. Usman menyatakan kerja sama ini merupakan refleksi persahabatan antara masyarakat Indonesia dan Jepang, yang terus berkembang meskipun pada masa sulit seperti pandemi Covid-19 ini.

Donasi ini, kata Usman, juga membuktikan eratnya hubungan kedua negara dan besarnya komitmen bersama untuk menangani pandemi Covid-19 khususnya di kawasan Asia.

Selain kerja sama dalam bentuk dose-sharing, Usman mengatakan Jepang sejak awal pandemi juga memberikan dukungan untuk Indonesia agar bisa mengatasi pandemi dan meningkatkan ketahanan kesehatan.

"Dukungan tersebut antara lain dalam bentuk bantuan obat-obatan seperti Avigan dan mobile x-ray, serta berbagai dukungan lainnya melalui organisasi internasional," kata Usman.

Kerja sama antarnegara dunia dalam menangani Covid-19 sangat penting. Indonesia juga berpartisipasi dalam upaya pengembangan dan transfer pengetahuan vaksin Covid-19 untuk kawasan Asia Pasifik. "Indonesia juga berperan aktif dalam upaya menyetarakan akses vaksin bagi negara-negara di dunia," kata Usman.

Di dalam negeri, Indonesia mempercepat dan memperluas vaksinasi. Kondisi geografis dan jumlah penduduk merupakan tantangan untuk mendapat kekebalan kelompok, herd immunity, di Indonesia.

"Indonesia sebagai tuan rumah G20 pada tahun 2022 ini, menyatakan akan mengejar target setidaknya 70 persen penduduknya telah divaksinasi pada tahun ini. Untuk itu, ketersediaan vaksin sangatlah penting," kata Usman.

Kebutuhan vaksin di Indonesia bertambah karena program vaksin dosis ketiga, booster, gratis dan program vaksinasi untuk anak. Pemerintah berkomitmen memastikan ketersediaan vaksin meskipun kebutuhan meningkat.

Kominfo meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan seiring dengan kemunculan kasus varian Omicron. "Peningkatan kewaspadaan termasuk dengan meningkatkan lagi disiplin pelaksanaan protokol kesehatan, dan segera vaksinasi apa pun jenis vaksinnya," kata Usman.

Usman menekankan perlu kerja sama dan peran serta, terutama masyarakat, dari semua elemen agar program vaksinasi nasional semakin cepat dan luas.

Baca Juga: