Pengelola aneka makanan olahan dari ikan diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat danmenekan kemiskinan.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong pembudi daya ikan untuk olahan pangan, sehingga mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami mengapresiasi pembudi daya ikan lele yang dikembangkan dengan mengelola aneka makanan dari ikan menjadi andalan ekonomi masyarakat setempat," kata Kepala Bidang Pelayanan Usaha Perikanan (PUP) Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Bernardiyang dipantau Senin (26/9).

Seorang pengelola pangan ikan, Bubun di Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, telah menumbuhkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM) dengan memproduksi aneka makanan yang bahan bakunya ikan lele. Produksi hasil budi daya ikan lele itu mulai dariikan asap, dendeng ikan, abon ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, rendang ikan dan camilan ikan.

Para pelaku UMKM memasarkan produk ikan ke sejumlah daerah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Produk juga ditampung di Plaza Lebak. "Kami setiap tahun memberi pelatihan kepada pembudi daya ikan dan UMKM agar mampu mengelola usaha pangan ikan tawar," katanya menjelaskan.

Menurut Bernardi, pengelola pangan ikan memiliki nilai lebih dan menguntungkan karena tidak perlu dipasok ke pasar. Pengelola pangan ikan juga melahirkan UMKM-UMKM dan menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Selain itu, juga pengelola pangan ikan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Kami optimistis pengelola pangan ikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu meminimalisasi kemiskinan," ujar Bernardi. Bubun mengaku, dua tahun terakhir usaha mengelola pangan ikan yang dilakukan pelaku UMKM di wilayahnya cukup berkembang dan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.

Para pelaku UMKMmemproduksi pangan ikan dengan membeli hasil panen ikan lele. "Kami menjual ikan lele ke pelaku UMKM itu 22 ribu/kilogram," katanya.

Abon Ikan

Sementara itu, Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Karya Mandiri Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Bedah mengatakan selama ini produksi abon ikan miliknya sudah dipasarkan di supermarket di Jabotabek dengan merek "Bu Bedah'. Selama ini, permintaan abon ikan tinggi karena memiliki kualitas bahan baku ikan marlin dan tuna.

Kualitas abon ikan Bu Bedah memiliki keunggulan, di antaranya bisa bertahan delapan bulan tanpa pengawet. Rasanya renyah, gurih, nikmat serta kandungan proteinnya cukup tinggi. "Kami memasok abon ikan bisa mencapai dua ton per bulan dengan harga 150.000 per kilogram," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lebak,mengajak konsumen membeli produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hasil karya produsen lokal guna membantu pertumbuhan ekonomi. "Kami mengoptimalkan promosi pemasaran produk UMKM lokal agar dikenal luas," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi..

Ia memaparkan, jumlah produk UMKM lokal di Kabupaten Lebak tercatat 58 ribu unit usaha dan tersebar di 28 kecamatan. Produk UMKM lokal itu memiliki nilai jual, karena kualitasnya tidak kalah dengan produk impor maupun pabrikan. Ant/wid/G-1

Baca Juga: