JAKARTA - Banyak masa pembelajaran hilang akibat pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Learning loss atau kehilangan pembelajaran harus diambil kembali dengan menemukan solusi. Demikian disampaikan Sektertaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, dalam pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN), di Jakarta, Senin (21/3).

"Learning loss yang terjadi cukup banyak," ujarnya. Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan juga ketimpangan digital. Suharti menuturkan, learning loss lebih banyak terjadi pada kelompok marjinal. Anak-anak dengan kondisi ekonomi kurang mampu kesulitan untuk mengakses pembelajaran di sekolah.

"Untuk kota yang masyarakatnya mampu, tidak bermasalah untuk menyediakan gawai," jelasnya. Suharti mengakui, pendidikan masih tertinggal dari negara lain. Dengan atau tidak adanya pandemi Covid-19. Untuk itu, pihaknya akan mengatasi learning loss.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah bisa kembali dilaksanakan sesuai dengan kondisi PPKM dan aturan SKB 4 Menteri. "Ke depan, kehilangan selama 2 tahun terakhir bisa diambil kembali agar anak-abak dapat belajar dengan lebih baik untuk meningkatkan kualitas," katanya.

Lebih jauh, Suharti bicara mengenai bonus demografi. Menurutnya, bonus demografi tidak serta merta terjadi karena jumlah produktif lebih banyak dari penduduk nonproduktif. "Tidak sebatas ada dan usianya produktif, tapi juga bisa berkontribusi terbaik untuk negara," ucapnya.

Dia menekankan, dalam konteks pendidikan harus dipastikan bahwa anak tidak hanya sebatas mengikuti pembelajaran, tapi juga mengikuti pendidikan berkualitas. "Hanya pendidikan berkualitas yang betul-betul mampu membangun negara demi SDM unggul," tandasnya.

Baca Juga: