JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai implementasi transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) mendukung integrasi Masyarakat Ekonomi Asean. Integrasi Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya dilihat dari sisi perdagangan dan investasi atau aliran barang dan jasa, tetapi juga perlu adanya sistem pembayaran yang memfasilitasi dan mempermudah transaksi tersebut.

"Penggunaan langsung mata uang lokal untuk transaksi pembayaran di Asean seperti rupiah, ringgit, baht juga akan mengurangi permintaan dan kebutuhan akan mata uang asing yang dominan seperti dollar AS, euro atau yen Jepang," jelas Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Iss Savitri Hafid dalam bincang virtual di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Dengan berkurangnya ketergantungan pada mata uang asing terutama mata uang yang dominan, diharapkan dapat mengurangi volatilitas risiko yang dihadapi pengekspor dan importir akibat perubahan nilai tukar, dan biayanya akan lebih murah. Melalui penerapan LCT, diharapkan ketika terjadi tekanan pada suplai dari dollar AS, kondisi itu tidak terlalu mempengaruhi atau tidak diperparah oleh permintaan yang riil untuk perdagangan.

Menurut dia, dampak yang lebih besar dari LCT akan terlihat ketika semakin banyak negara yang memiliki kerja sama untuk LCT dan semakin banyak importir dan pengekspor yang memanfaatkan skema LCT. "Tentunya kami dari otoritas terus akan mempromosikan dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan prosesnya lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah," ujarnya.

Menurut keterangan Bank Indonesia, saat ini telah terdapat implementasi kerja sama LCT antara Indonesia dengan sejumlah negara di kawasan, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, dan Republik Rakyat Tiongkok. Sementara itu, dengan Singapura dan Korea Selatan telah diperoleh kesepakatan bersama untuk membangun implementasi kerja sama LCT dengan Indonesia.

Pembentukan Satgas

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tentang kerja sama dan koordinasi dalam rangka peningkatan penggunaan mata yang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra di Jakarta. Menurut keterangan resmi, acara penandatanganan dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Nasional LCT atau transaksi mata uang lokal.

Kerangka kerja sama LCT merupakan salah satu kesepakatan dalam deklarasi para pemimpin pada KTT Ke-42 Asean di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Hal ini bertujuan mendukung stabilitas ekonomi dengan mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antarnegara Asean.

Pembentukan satuan tugas nasional tersebut melibatkan 10 lembaga negara dan kementerian. Pembentukan Satgas Nasional LCT diyakini akan menjadi wadah koordinasi yang makin memperkuat sinergi kebijakan antarkementerian/ lembaga dalam upaya meningkatkan penggunaan uang lokal pada transaksi bilateral Indonesia dengan negara mitra utama.

Baca Juga: