JAKARTA - Inovasi di bidang infrastruktur teknologi informasi (TI) pada akhirnya menjadi kunci organisasi baik pemerintah maupun perusahaan bertransformasi menjadi lebih kuat dan mampu bersaing di segala zaman. Namun perlu infrastruktur yang mampu menciptakan efisiensi demi agar mampu berkompetisi.

Layanan sumber terbuka (open source) bisa menjadi game changer karena menawarkan efisiensi, dan kemandirian. Oleh perusahan kelas kecil dan menengah perlu memanfaatkan layanan sumber terbuka, untuk menyiasati pengadaan infrastruktur teknologi yang mahal cepat usang.

"Dengan memanfaatkan keunggulan dari open source, yang mampu terhindar dari pembelian lisensi software berbayar yang mahal," ujar, CEO PTEqunixBusiness Solutions, JulyantoSutandang, dalam webinar Rabu (7/7).

Saat ini, adopsi layanan open source sebagai bagian dari inovasi atau terobosan untuk efisiensi perusahaan merupakan hal yang tidak terelakkan. Tidak hanya memberikan penghematan biaya, namun juga memberi kontrol penuh kepada pengguna, menghilangkan ketergantungan, dan dapat diperlakukan sesuai dengan kebutuhan.

Layanan TI dari open source tidak ada lagi potensi resiko keamanan yang ditimbulkan oleh bug yang tidak dapat diperbaiki secara mandiri. Dengan menggunakan software dan solusi berbasiskan open source yang bisa dimodifikasi dan dibagikan karena desainnya dapat diakses oleh publik.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G Plate mengatakan, semua keunggulan open source itu akan menjadi sia-sia jika sumber daya manusia yang menjalankannya tidak ada. Apalagi data menunjukkan bahwa saat ini Indonesia mengalami kesenjangan talenta digital dibanding negara lain.

"Kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun. Atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahun," kata Kominfo.

Baca Juga: