JAKARTA - Layanan Telkom Indihome menggabungkan tiga pendekatan: connectivity, creativity, dan charity (3C) atau konektivitas, kreativitas, dan amal dalam bisnisnya. Langkah ini dilakukan mempertahankan posisi sebagai penyedia jaringan pita lebar berbasis serat optik terluas.

Direktur Consumer Service Telkom, Venusiana, menjelaskan, konektivitas dilakukan dengan membangun jaringan yang luas. Kreativitas dilakukan dengan mengajak pelanggannya untuk berkreasi seperti menciptakan konten.

"Amal dilakukan dengan menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan kemakmuran melalui beragam kegiatan sosial," ujar dia dalam konferensi pers daring yang dilakukan di Kota Sabang Aceh Senin (5/4).

Dari sisi konektivitas khusus di Aceh diluncurkan program IndiHome Pesona Aceh ditandai dengan peresmian enam Wifi.id Corner IndiHome (WiCo) di beberapa lokasi di antaranya Taman Seni dan Budaya, Meulaboh, Kuala Simpang, Takengon, Keuchik Lamgugob, dan KM 0 Sabang.

Venusiana menjelaskan, IndiHome menargetkan pembangunan 50 Wifi.id Corner di Aceh, dengan kecepatan hingga 100 Mbps dan fasilitas yang lengkap seperti kursi, meja dan, aliran listrik. Layanan internet pita lebar ndiHome di Aceh telah menjangkau seluruh provinsi Aceh yaitu 5 kotamadya dan 18 kabupaten atau sebanyak 289 kecamatan dan 6.497 desa.

Dari sisi kreativitas, IndiHome Pesona Aceh mengajak para komunitas di seluruh Indonesia untuk berkreasi dan mengenal serta mengangkat kebudayaan Aceh melalui rangkaian kompetisi "Konten Seru bersama IndiHome" yang terdiri dari kompetisi tarian kreasi Aceh, puisi hingga film pendek.

IndiHome mengadakan webinar pertama mengusung tema "Bikin Konten Seru" yang menghadirkan content creator lokal bernama Sengklekmen dan Handoko. Webinar kedua mengangkat tema "Kata-kata Hebat Jualan Meningkat" bersama narasumber lokal Khalil Tok Tok dan Yuswohady selaku penulis buku ternama.

Dari sisi amal (charity), IndiHome Pesona Aceh juga menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan kemakmuran melalui beragam kegiatan sosial seperti penyerahan bantuan dengan total senilai ratusan juta rupiah kepada para komunitas yang berfokus pada lingkungan, kesehatan, dan pondok pesantren.

"Komunitas tersebut di antaranya Gampong Nusa yakni sebuah desa yang mengelola sampah menjadi kerajinan tangan, Yayasan Darah untuk Aceh "Rumah Kita" yang berdedikasi untuk para penderita kanker darah, dan Dayah Syamsul Fata sebagai salah satu pesantren yang menaungi anak-anak yatim dan piatu," ujar dia.

Baca Juga: