JAKARTA - Kondisi di Laut Tiongkok Selatan kembali jadi sorotan. Apalagi sejak munculnya video hadirnya kapal perang yang disebut milik militer Tiongkok di kawasan tersebut yang membuat nelayan takut.

Menyikapi itu, Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Laksdya TNI Aan Kurnia menegaskan bahwa situasi di Laut Natuna Utara tetap aman terkendali.

"Saat ini nelayan tidak perlu khawatir serta dapat tetap beraktivitas sebagaimana biasanya," kata Laksdya Aan seperti dikutip dari keterangan tertulis Humas Bakamla RI yang diterima Koran Jakarta, Selasa (21/9).

Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla RI, Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita mengatakan di Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka.

Wisnu menjelaskan kata "ribuan" yang sempat disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S. Irawan. Kata dia, kata 'ribuan' bermakna umum. Tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut Tiongkok Selatan. "Laut Natuna Utara kan berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan" kata Wisnu.

Wisnu juga mengungkapkan Bakamla telah mengajukan rekomendasi kebijakan dan strategi menghadapi situasi di perbatasan termasuk di Laut Tiongkok Selatan ke Kemenko Polhukam. Dalam rekomendasi Bakamla, untuk menghadapi situasi di wilayah perbatasan, diperlukan tidak saja kehadiran aparat.

"Tetapi juga pelaku ekonomi termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi ESDM serta penelitian," ujarnya.

Saat ini, lanjut Wisnu, Bakamla tengah menyusun rencana aksi terkait rekomendasi kebijakan tersebut, salah satunya adalah mendorong konsep pembentukan nelayan nasional Indonesia. Tujuannya mendorong kehadiran pelaku ekonomi sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: