LONDON - Sebuah wadah pemikir militer Inggris baru-baru ini memperingatkan, perang antara Israel dan Hamas, konflik di Ukraina, meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik dan Afrika menandakan dekade yang mungkin lebih berbahaya.

Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) mengatakan dalam laporan Neraca Militer tahunannya bahwa dunia telah memasuki lingkungan keamanan yang sangat tidak stabil dan akan terus berlanjut.

"Situasi keamanan militer saat ini menunjukkan dekade yang lebih berbahaya, yang ditandai dengan penggunaan kekuatan militer yang tidak tahu malu untuk melakukan klaim," kata laporan itu.

Dikutip dari The Straits Times, laporan ini juga mencatat keinginan di antara negara-negara demokrasi yang berpikiran sama untuk memperkuat hubungan pertahanan bilateral dan multilateral sebagai tanggapannya.

"Era ketidakamanan sedang mengatur ulang lanskap industri pertahanan global, dengan Amerika Serikat dan Eropa meningkatkan produksi rudal dan amunisi setelah beberapa dekade kekurangan investasi," tambah laporan itu.

Menjelang peringatan dua tahun invasi Russia ke Ukraina, IISS melaporkan Moskwa telah kehilangan sekitar 3.000 tank tempur dalam konflik tersebut, kira-kira sama dengan jumlah yang hilang di awal operasinya.

IISS mengatakan Russia terpaksa menukar kualitas dengan kuantitas dalam upayanya mengganti tank yang hilang sejak menginvasi tetangganya di barat pada Februari 2022.

"Ukraina sejauh ini telah mampu mengimbangi kerugian peralatan melalui sumbangan Barat, dan meningkatkan kualitas dalam prosesnya," tambah lembaga pemikir tersebut dalam penilaian tahunannya terhadap ekonomi militer dan pertahanan di lebih dari 170 negara.

Kebangkitan NATO

Menurut laporan itu, sebagian dinamika didorong oleh respons Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) terhadap invasi Russia, belanja militer global tumbuh sebesar 9 persen pada tahun 2022 hingga mencapai rekor 2,2 triliun dollar AS.

Laporan ini muncul beberapa hari setelah kandidat pemilihan presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengatakan kepada pemimpin anggota NATO yang tidak disebutkan namanya bahwa dia akan mendorong Russia untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan di negara itu jika negara tersebut tidak memenuhi kewajiban keuangannya di NATO.

Baca Juga: