LONDON - Lapisan Es Greenland kehilangan 5.091 kilometer persegi luasnya antara tahun 1985 dan 2022, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nature pada Rabu (17/1).

Dilansir CGTN, penyusutan ini mencerminkan 1.034 gigaton (1,034 triliun kg) es yang hilang seiring penyusutan gletser, pelepasan es melalui "calving" - ketika bongkahan es terlepas dari gletser.

Penelitian ini juga merupakan penelitian pertama yang memperkirakan secara lengkap berapa banyak es yang hilang di Greenland akibat penyusutan gletser. Hal ini menunjukkan bahwa perkiraan sebelumnya mengenai perubahan keseimbangan massa Lapisan Es Greenland, berapa banyak salju dan es yang terakumulasi setiap tahun versus berapa banyak yang hilang, tidak menghitung kerugian tersebut sebanyak 20 persen dengan mengabaikan kemunduran gletser.

Hilangnya 5.091 kilometer persegi mewakili luas negara kepulauan Trinidad dan Tobago.

Studi ini menggunakan lebih dari 200.000 observasi satelit dan kecerdasan buatan (AI) terhadap posisi gletser untuk menganalisis perubahan dari waktu ke waktu.

"Di Greenland, kita memiliki daerah-daerah di mana segala sesuatunya menyusut dan runtuh," kata rekan penulis studi Alex Gardner, seorang ilmuwan bumi di Jet Propulsion Laboratory NASA.

"Metode sebelumnya tidak terlalu bagus dalam mengukur perubahan lapisan es. Namun perubahannya sangat besar."

Lapisan Es Greenland adalah salah satu dari dua lapisan es yang tersisa di dunia, yang lainnya membentang di benua Antartika.Terdiri dari ratusan gletser, mencakup sekitar 80 persen daratan Greenland.

Jika mencair sepenuhnya, Lapisan Es Greenland akan menaikkan permukaan laut global sekitar 7,4 meter.

Dengan perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan Arktik empat kali lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia, para ilmuwan mengatakan bahwa pencairan Lapisan Es Greenland tidak dapat dihindari akan menaikkan permukaan laut setidaknya 27 sentimeter karena pemanasan yang telah terjadi.

Perkiraan baru mengenai hilangnya es akibat penyusutan gletser hanya akan berdampak kecil terhadap permukaan laut global, kata para ilmuwan, namun akan berdampak besar pada sirkulasi lautan.

Penambahan air tawar ke lautan asin dapat memperkuat arus pesisir di sekitar Greenland dan membantu melemahkan Sirkulasi Pembalikan Meridional Atlantik, yang menggerakkan air dari utara ke selatan dan membawa kehangatan ke Eropa.

Baca Juga: