JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah sepekan ini, melanjutkan periode negatif pada pekan sebelumnya. Bahkan, koreksi sepekan ini lebih besar ketimbang periode sebelumnya.
Koreksi kinerja IHSG tersebut dipengaruhi pelemahan rupiah sebagai imbas sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed.
Sepanjang 10-14 Juni lalu, IHSG melemah 163,12 poin atau 2,36 persen. Koreksi tersebut lebih buruk ketimbang sepekan sebelumnya yakni pada 3-7 Juni 2024 dengan pelemahan sebesar 72,78 poin atau sekitar 1,04 persen.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/6) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi. IHSG ditutup melemah 96,72 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.734,83, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 13,12 poin atau 1,53 persen ke posisi 845,50.
"IHSG dan bursa regional Asia berada di zona merah, pasar khawatir perang tarif pajak antara Tiongkok dengan Uni Eropa semakin memanas, yang disebabkan oleh pemerintah Tiongkok naik pitam menanggapi tarif baru Uni Eropa terhadap kendaraan listrik (EV) impor Tiongkok," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Belgia yang merupakan Uni Eropa menilai Tiongkok telah berlebihan memberikan subsidi terhadap EV. Di sisi lain, Tiongkok akan mengambil sikap yang diperlukan untuk menjaga kepentingan mereka setelah Komisi Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan bea tambahan sampai 38,1 persen pada impor mobil listrik Tiongkok mulai Juli 2024.
Sementara itu, pada pertemuan hari ini ini, Bank of Japan (BOJ) tetap mempertahankan tingkat suku bunganya pada kisaran 0 sampai 0,1 persen, yang merupakan upaya BOJ menuju normalisasi kebijakan dan menyatakan bahwa mereka akan mulai mengurangi jumlah pembelian obligasi setelah pertemuan pada Juli 2024.mad