SEOUL - Korea Utara kembali mengirimkan ratusan balon yang mengangkut sampah melintasi perbatasan dalam serangan kilat baru, kata militer Seoul pada Minggu (9/6).

Sejak serangan terakhir dimulai pada Sabtu malam, Pyongyang telah mengirimkan sekitar 330 balon yang membawa kantong sampah ke Korea Selatan, kata militer Seoul.

"Sejauh ini, sekitar 80 telah jatuh di wilayah kami dan tidak ada yang teridentifikasi di udara," kata Kepala Staf Gabungan pada Minggu dalam sebuah pernyataan.

"Analisis kami menunjukkan tidak ada zat yang berbahaya bagi keselamatan," katanya, seraya menambahkan bahwa balon terbaru tersebut berisi kertas bekas dan plastik.

Pemerintah kota Seoul, serta pejabat di sekitar provinsi Gyeonggi, mengirimkan pesan teks peringatan kepada penduduk pada hari Sabtu, memperingatkan tentang balon tersebut.

"Korea Utara kembali melakukan provokasi kelas bawah dengan balon sampah terhadap wilayah sipil kami," tulis Wali Kota Seoul Oh Se-hoon dalam postingan Facebooknya.

Dalam beberapa pekan terakhir, para aktivis di Korea Selatan menerbangkan puluhan balon berisi K-pop, uang dolar, dan propaganda anti-Kim Jong Un ke arah utara, sehingga membuat marah Pyongyang yang kemudian membalas dengan cara yang sama.

Pyongyang mengirimkan hampir seribu balon yang membawa puntung rokok dan tisu toilet melintasi perbatasan pada awal Juni, sebelum membatalkan kampanyenya, namun balon tersebut kembali dimulai pada hari Sabtu sebagai tanggapan atas peluncuran baru yang dilakukan minggu lalu oleh para aktivis, yang secara hukum tidak dapat dicegah oleh pemerintah Seoul.

Sebuah kelompok Korea Selatan bernama "Fighters for Free North Korea" mengatakan telah mengirimkan 10 balon berisi thumb drive berisi musik K-pop dan 200.000 selebaran yang mengecam pemerintahan Kim minggu ini.

Kelompok pembelot Korea Utara lainnya juga mengatakan telah mengirimkan 10 balon pada hari Jumat dengan 100 radio, 200.000 selebaran anti-Pyongyang, dan thumb drive berisi pidato Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Menanggapi peluncuran tersebut, Presiden Yoon menangguhkan sepenuhnya perjanjian militer yang dibuat tahun 2018 untuk mengurangi ketegangan dengan Korea Utara. Langkah ini akan memungkinkan Korea Selatan untuk melanjutkan latihan tembakan langsung dan memulai kembali kampanye propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Dewan Keamanan Nasional Seoul bertemu pada hari Minggu untuk membahas serangan balon terbaru.

Baca Juga: