JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Tbk mengaku rela menekan laba perusahaan demi mendukung program pemerintah. Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, mengatakan bahwa sebagai BUMN sudah menjadi tugas perusahaan mendukung kebijakan pemerintah dalam menyediakan harga gas domestik yang terjangkau bagi industri maupun masyarakat.

"Salah satu contohnya, PGN tidak menaikkan harga pokok penjualan (HPP) gas kepada pelanggan meskipun harga beli gas domestik dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terus naik," katanya secara tertulis di Jakarta, Rabu (28/3). Sebelumnya, DPR menyoroti penurunan laba PGN dalam 5 tahun terakhir dari 845 juta dollar AS pada tahun 2013 menjadi 143 juta dollar pada tahun 2017.

Menurut Rachmat, harga pembelian gas domestik mengalami penaikan rata-rata 8 persen pada periode 2013-2017 mulai dari 1,58 dollar AS menjadi 2,17 dollar per MMBTU. Beban pembelian gas ini merupakan porsi terbesar dalam komponen pembentukan harga jual gas bumi, sekitar 60 persen kontribusinya. "Namun, naiknya harga beli gas domestik dari produsen atau KKKS itu tidak diikuti dengan penyesuaian harga jual gas ke pelanggan," katanya.

PGN terakhir kali menyesuaikan harga jual gas bumi kepada pelanggan pada tahun 2012-2013. Rachmat menambahkan manajemen tidak menaikkan harga jual gas kepada pelanggan demi mendukung kebijakan pemerintah sesuai Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. "Kami juga memberikan insentif harga kepada PT PLN (Persero) karena pemerintah ingin menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik PLN sehingga harga listrik ke masyarakat tidak naik.

Ini kami jalankan sebagai bentuk sinergi BUMN yang diinginkan pemerintah," katanya. Meskipun demikian, Rachmat memastikan manajemen PGN telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah laba perusahaan turun lebih dalam, di antaranya menekan biaya operasional menjadi 457 juta dollar di akhir 2017 dari 511 juta dollar pada tahun 2013. Manajemen juga menekan jumlah utang atau liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Ant/AR-2

Baca Juga: