Akibat Severodonetsk terus dibombardir tanpa henti oleh pasukan Russia, pemerintah Ukraina berencana menarik mundur pasukannya dari kota garis depan itu.

KYIV - Gubernur wilayah Lugansk di Ukraina timur pada Rabu (8/6) menyatakan bahwa pasukan Ukraina mungkin harus ditarik mundur dari Severodonetsk setelah kota itu terus dibombardir pasukan Russia tanpa henti.

"Ada kemungkinan bahwa kita harus mundur ke posisi yang lebih kuat," kata Gubernur Sergiy Gaiday dalam sebuah sesi wawancara di saluran televisi1+1.

Pernyataan Gaiday itu dilontarkan setelah pada Selasa (7/6) Moskwa mengklaim bahwa mereka berhasil merebut kendali sebagian Kota Severodonetsk yang saat ini jadi garis depan medan pertempuran antara pasukan Ukraina dan pasukan Russia.

Sementara itu dalam pidato hariannya pada Selasa malam, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy secara menggebu-gebu mengatakan bahwa upaya untuk mempertahankan Donbas yang benar-benar heroik, terus berlanjut.

Serangan Russia sekarang menargetkan wilayah Donbas, yang meliputi Lugansk dan Donetsk, setelah pasukannya mundur dari Kyiv dan daerah lain setelah memulai invasi pada Februari lalu.

Kota Severodonetsk dan Lysychansk, yang dipisahkan oleh sungai, adalah daerah terakhir yang masih di bawah kendali Ukraina di Lugansk. Beberapa hari lalu, Severodonetsk nyaris dikuasai pasukan Russia, tetapi kemudian pasukan Ukraina melancarkan serangan balik dan berhasil bertahan, meskipun ada peringatan bahwa mereka kalah jumlah dengan pasukan musuh yang superior.

Menurut keterangan Lanny Davis, seorang pengacara AS untuk taipan Ukraina, Dmytro Firtash, sekitar 800 warga sipil dari Severodonetsk telah berlindung di bunker di dalam kompleks pabrik kimia Azot yang amat luas di kota itu.

Pertempuran memperebutkan Severodonetsk sangat penting bagi upaya Moskwa untuk mendominasi penuh Provinsi Lugansk.

Sementara itu situasi penuh putus asa pun dilaporkan terjadi di Kota Lysychansk. "Setiap hari ada pengeboman dan setiap hari ada rumah atau flat yang terbakar. Selain itu tidak ada yang membantu kami," tutur warga Kota Lysychansk bernama Yuriy Krasnikov, 70 tahun.

"Saya mencoba pergi ke otoritas kota, tetapi tidak ada orang di sana, semua orang telah melarikan diri," imbuh dia.

Menurut keterangan Menteri Pertahanan Russia, Sergei Shoigu, pada Selasa, dilaporkan bahwa pasukannya kini telah menguasai 97 persen wilayah di Provinsi Luhansk. Kemajuan dari pasukan Russia itu terjadi setelah beberapa pekan mereka memfokuskan serangan terhadap Ukraina timur.

Selain itu Menhan Shoigu juga mengatakan bahwa pasukan Russia juga telah bergerak maju ke Kota Popasna, dan ia mengatakan mereka telah menguasai kota-kota seperti Lyman dan Sviatohirsk serta 15 kota lain di kawasan tersebut.

"Book of Torturers"

Sementara itu pada Selasa, Presiden Zelenskyy mengumumkan akan meluncurkanBook of Torturerspekan depan.Book of Torturersini adalah sebuah sistem yang akan mengumpulkan rincian dugaan kejahatan perang dan tentara Russia yang dituduh melakukan kejahatan perang selama invasi Russia ke Ukraina.

"Saya telah berulang kali menekankan bahwa mereka semua akan dimintai pertanggungjawaban. Dan kami sedang mendekati ini selangkah demi selangkah," kata Zelenskyy.

Menurut keterangan jaksa Ukraina, mereka telah mengumpulkan data lebih dari 12.000 dugaan kejahatan perang yang melibatkan lebih dari 600 tersangka pelakunya sejak Russia menyerang Ukraina 24 Februari 2022.

"Semua orang akan dibawa ke pengadilan," tegas Zelenskyy.AFP/I-1

Baca Juga: