Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengebut pengerjaan rehabilitasi sekolah di berbagai wilayah. Sedikitnya, ada 102 gedung sekolah yang mengalami rehabilitasi total dengan anggaran mencapai 1,57 triliun. Serta 133 sekolah yang mengalami rehabilitasi berat dan sedang dengan anggaran 235 miliar rupiah.

Namun, dibalik megahnya gedung sekolah. Masih ada saja peserta didik yang harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lantai. Hal ini disebabkan beberapa kursi dan bangku sekolah sudah rusak.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Kepala Bidang Sarana dan Prasaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Riza Manfaluthi, di Jakarta, Rabu (13/9). Berikut petikannya:

Kabarnya masih ada peserta didik yang belajar di lantai?

Iya. Informasi terakhir itu ada di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta Selatan. Ada yang kursinya pakai kursi bakso. Ini terjadi karena pengadaannya baru dilaksanakan pada 2017 ini. Jadi, untuk pengadaan meubeler sudah dimasukkan pada APBD Perubahan 2017.

Kenapa hal ini bisa terjadi?

Sebenarnya, untuk anggaran meubeler ini diusulkan untuk sekolah hasil rehab total pada 2016. Sementara, sekolah yang baru dibangun ini akan menggunakan meubeler yang selama ini digunakan. Kan gedung eksisting dibongkar, meubelnya kita simpan. Nanti, gedung sekolah itu akan menggunakan meubel yang lama.

Sejauh ini, bagaimana progress pembangunan rehabilitasi gedung sekolah?

Progres pembangunan sekolah sampai 10 September 2017 ini, untuk Paket 1 Jakarta Pusat dan Utara sudah mencapai 36,1 persen. Paket 2 Jakarta Selatan sudah mencapai 36 persen. Paket 3, Jakarta Barat sudah mencapai 36 persen. Selanjutnya paket 4 Jakarta Timur 1 sudah mencapai 50 persen. Paket 5 Jakarta Timur 2 dan Kepulauan Seribu sudah mencapai 21 persen.

Apa yang menjadi kendala dalam pembangunan itu mengingat akhir tahun semakin dekat?

Kendalanya berkaitan dengan penertiban pembongkaran bangunan. Beberapa hal yang terjadi pada fase pelaksanaan ini adalah di SMP 156 Jakarta Pusat membutuhkan penertiban yang selama ini diinformasikan digunakan oleh Yayasan Dwikora. Penertiban ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2017. Selanjutnya juga dilakukan di Sekolah Terpadu Tambora tanggal 28 Agustus 2017. Terakhir, penertiban di SMPN 22 dan SDN Pinangsia 06 dilakukan penertiban tanggal 6 September 2017.

Selain itu kendala apa yang dihadapkan Dinas Pendidikan?

Kendala selanjutnya adalah harus memperoleh izin dari instansi lain. Contohnya Kodam Jaya. Untuk SDN Kramat Jati 11 dan Kramat Jati 12 dan SMPN 102 baru mendapat izin dari Pangdam Jaya tanggal 19 Juli 2017. Kendala lainnya adalah mengenai lingkungan. Yakni warga sekitar sekolah memiliki kecenderungan untuk membatasi waktu bekerja. Sehingga tidak bisa dilaksanakan 24 jam. Contohnya di SDN Duren Sawit 13, SDN Cengkareng Timur 7.

Kapan target penyelesaian pembangunan gedung sekolah itu?

Berkaitan dengan rencana penyelesaian dijadwalkan tanggal 20 Desember 2017 untuk 102 lokasi. Ada beberapa lokasi yang sudah dijadwalkan untuk diresmikan pada awal Oktober. Yakni SDN Karet Tengsin 13. Kondisinya sekarang sudah memiliki gedung bagus. Lalu ada SMA 66 di Jakarta Selatan, selanjutnya SDN Duren Sawit 13 sudah pasang genteng, sekarang lagi dilakukan percepatan agar bisa diresmikan pada bulan Oktober. SDN Pulo gadung 03 dan 04 juga sama. SDN Rawangun 05, SDN Utama Kayu Utara 07 dan 08. Itu dijadwalkan peresmian pada pertengahan Oktober 2017.

Yakin selesai akhir tahun nanti?

Kami mohon doa. Insyaallah tanggal 20 Desember 2017, ada 102 lokasi sekolah rehab total dan 119 lokasi sekolah rehab berat dijadwalkan sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Kabarnya, SDN Klender 15 yang baru selesai dibangun belum ada pagar?

Kami sudah berkirim surat kepada Nindya Karya untuk melakukan perbaikan pagar dan halaman. Dia menginformasikan akan dikerjakan secepatnya. P-5

Baca Juga: