Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membangun pendidikan karakter dan potensi siswa dalam pembelajaran.
SERANG - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan salah satu tujuan Kurikulum Merdeka untuk lebih menguatkan pendidikan karakter siswa serta menggali potensi siswa dalam pembelajaran.
"Kurikulum Merdeka ini kami rancang, kami susun sesederhana dan sesimpel mungkin, materinya tidak terlalu banyak, fokus pada materi-materi esensial yang betul-betul diperlukan oleh anak didik," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikbudristek Zulfikri Anas usai membuka sosialisasi Kurikulum Merdeka di Kota Serang, Banten, Jumat (18/8).
Ia mengatakan Kurikulum Merdeka juga bertujuan memperbaiki atau mentransformasi pembelajaran dan memberikan layanan pembelajaran bagi anak sesuai karakteristik anak pada masing-masing satuan pendidikan.
"Jadi kalau selama ini anak didik mendapatkan materi yang sama dengan cara yang sama, asesmennya sama, semuanya sama, dan itu mungkin hanya berpihak pada sebagian kecil anak. Padahal kita menyadari cara akan untuk mencapai kompetensi itu beragam konteksnya juga beragam," katanya didampingi anggota Komisi X DPR RI asal Dapil Banten Ali Zamroni.
Sejak peluncuran tahun 2022, lanjutnya, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan hampir di 300 ribu sekolah dari berbagai jenjang pendidikan.
Kurikulum Merdeka yang dikembangkan, kata dia, untuk mendukung pemulihan pembelajaran yang lebih fleksibel, berfokus pada materi esensial, dan memberikan ruang lebih besar kepada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Permudah Pembelajaran
Lebih jauh Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka bukan sekedar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi lebih pada peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan anak didiknya.
"Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan proses belajar supaya penuntasan penyampaian materi sekarang lebih kepada pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang," katanya.
Ia menegaskan Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru dan justru mempermudah proses pembelajaran. "Sehingga bapak/Ibu guru bisa mewujudkan suasana belajar yang interaktif, bermakna, mendalam, dan si anak merasa menemukan dunia belajarnya di situ," ucapnya.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI Ali Zamroni menambahkan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan siswa atau sekolah dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak terlalu text book, tetapi bisa melakukan terobosan-terobosan dalam proses pembelajaran.
"Ini kan lebih memberikan penguatan secara mental kepada siswa," kata Ali Zamroni.