JAKARTA - Kurikulum Islam moderat yang diterapkan madrasah dan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, diniyah, dan perguruan tinggi Islam di Indonesia banyak dilirik bahkan menjadi rujukan bagi penerapan kurikulum di sejumlah negara.

Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Mohammad Ishom Yusqi, mengatakan madrasah dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia sejak dulu secara tegas menerapkan kurikulum Islam moderat. Namun, di era serbuan berbagai paham seperti sekarang ini membuat madrasah terus berbenah dan mengembangkan diri.

"Karena isu kurikulum madrasah ini dapat digoreng-goreng. Makanya akan di-review lagi," jelasnya, di Jakarta, Senin (26/3).

Ishom menegaskan, kurikulum Islam moderat yang diterapkan di madrasah saat ini banyak dijadikan rujukan bagi negara-negara lain, seperti Thailand, Brunei, Singapura, dan Malaysia. "Sekarang sudah menjadi kurikulum internasional," ujar Ishom.

Kepala Subdirektorat Kurikulum KSKK Madrasah, Kemenag, Ahmad Hidayatullah, menambahkan, bahkan kurikulum Islam moderat sudah mulai dilirik negara lain. "Kurikulum yang diterapkan madrasah mulai dilirik oleh luar negara lain seperti Norwegia," ujarnya.

Salah satunya karena kurikulum Islam moderat dapat menghasilkan lulusan yang cinta toleransi meski memegang nilai keislaman yang teguh. Filipina, kata Hudayatullah, juga salah satu negara yang sudah menggunakan kurikulum dari madrasah.

Bahkan, lanjut dia, mereka mengirimkan utusan khusus untuk mengetahui pengembangan kurikulum terbaru. "Malaysia dan Singapura juga sudah mulai booking kita juga," terangnya.

Garda Terdepan

Sementara itu, Kepala Biro Humas Data dan Informasi, Kementerian Agama, Mastuki, mengatakan madrasah dan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, diniyah, dan perguruan tinggi Islam adalah garda terdepan kampanye moderasi Islam di Indonesia.

Mastuki menegaskan perlunya pengarusutamaan madrasah dalam kebijakan strategis pendidikan nasional bukan lagi sebagai subsistem, tapi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. "Menjadikan madrasah sebagai mainstream pendidikan nasional bukanlah omong kosong," ujarnya.

Madrasah memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki sistem pendidikan lain. Selain sebagai garda terdepan moderasi Islam di Indonesia, madrasah unggul dalam integrasi agama dan sains yang dibutuhkan generasi bangsa ini," ungkapnya.

"Madrasah selama ini juga sangat afirmatif terhadap kalangan rakyat yang rentan secara ekonomi, dibuktikan dengan biaya pendidikan yang murah terjangkau," imbuhnya. Selain itu, kelebihan madrasah terletak pada fungsinya melahirkan kelas menengah muslim yang peduli kepada nilai kebangsaan dan NKRI. Mastuki menyebutkan selama ini pendukung utama madrasah adalah masyarakat muslim yang berada di pedesaan dan kampung-kampung yang jauh hingga daerah perbatasan. cit/E-3

Baca Juga: