JAKARTA - Kunci mengatasi sampah plastik di Ibu Kota Jakarta, adalah dengan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.

"Satu-satunya kunci mengatasi masalah sampah plastik adalah mengurangi konsumsinya. Daur ulang tidak akan pernah cukup sebagai solusi," kata Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atha Rasyadi, di Jakarta, Senin (26/3).

Tren konsumsi kemasan plastik sekali pakai terus meningkat. Salah satunya bisa dilihat dari perkembangan produksi air minum dalam kemasan, di mana sebesar 40 persen dari produksinya berupa air dalam botol.

Atha mengatakan perilaku tersebut adalah gaya hidup yang berbahaya bagi lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan penerapan kebijakan yang lebih tegas dari pemerintah dan terobosan perubahan model bisnis dari produsen menuju pengurangan penggunaan kemasan sekali pakai, serta masyarakat juga harus mengubah perilaku sehari-hari dengan menjauhi kemasan sekali pakai.

Lebih lanjut dia mengatakan, hanya sembilan persen saja sampah plastik di seluruh dunia yang didaur ulang, dan sebagian besar sisanya sangat mungkin berakhir di tempat pembuangan sampah, saluran air, mencemari sungai dan lautan.

Temuan partikel plastik pada sejumlah merek minuman kemasan semakin memperkuat urgensi pengurangan konsumsi kemasan plastik sekali pakai.

Terkait dengan sampah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji mengatakan DKI Jakarta berupaya mencegah terjadinya penumpukan sampah di kawasan konservasi bakau atau mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. "Kami akan memasang jaring di kawasan konservasi mangrove sebagai upaya untuk mencegah sampah tidak masuk ke kawasan itu," kata di Jakarta, Senin.

Menurut dia, jaring tersebut akan dipasang bersamaan dengan pembersihan rutin yang dilakukan di sekitar area Teluk Jakarta.

Ant/P-5

Baca Juga: