Sebuah hasil penelitian terbaru mengungkapkan, kurang tidur di usia 40-an dapat membuat otak menua lebih cepat. Temuan ini menambah semakin banyak bukti bahwa kualitas tidur berkaitan erat dengan kesehatan kognitif, yang menekankan perlunya mengatasi masalah tidur sejak dini.
Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Tidur membantu mengkonsolidasikan ingatan dan membantu pemulihan fisik, dan kurang tidur telah terbukti berkontribusi pada penyakit jantung, obesitas, gangguan neurodegeneratif, dan depresi.
Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup.
"Masalah tidur telah dikaitkan dalam penelitian sebelumnya dengan kemampuan berpikir dan mengingat yang buruk di kemudian hari, menempatkan orang pada risiko lebih tinggi terkena demensia," kata Clémence Cavaillès, penulis studi dan peneliti di University of California San Francisco, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Newsweek, Rabu (30/10).
"Penelitian kami yang menggunakan pemindaian otak untuk menentukan usia otak partisipan, menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan dengan hampir tiga tahun penuaan otak tambahan pada usia paruh baya," tambahnya.
Penelitian ini menganalisis data dari 589 orang dengan usia rata-rata 40 tahun. Para peserta mengisi kuesioner tidur pada awal penelitian dan sekali lagi lima tahun kemudian. Mereka kemudian menjalani pemindaian otak 10 tahun kemudian.
Dengan membandingkan data pemindaian otak dengan hasil kuesioner dengan bantuan pembelajaran mesin, para peneliti melihat perbedaan yang signifikan antara otak mereka yang berjuang untuk tertidur dibandingkan dengan yang tidak. Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, tekanan darah tinggi, dan diabetes, kelompok yang paling sulit tidur memiliki otak 2,6 tahun lebih tua dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan kualitas tidur terbaik.
Kualitas tidur yang buruk, sulit tidur, sulit tidur, dan bangun lebih awal semuanya terkait dengan penuaan otak yang lebih cepat, terutama pada mereka yang secara konsisten menunjukkan karakteristik tidur yang buruk selama periode penelitian.
"Temuan kami menyoroti pentingnya mengatasi masalah tidur di awal kehidupan untuk menjaga kesehatan otak, termasuk menjaga jadwal tidur yang konsisten, berolahraga, menghindari kafein dan alkohol sebelum tidur, dan menggunakan teknik relaksasi," tutur Kristine Yaffe, salah satu penulis studi tersebut dan seorang peneliti di University of California San Fransisco serta anggota American Academy of Neurology.
"Penelitian di masa depan harus berfokus pada menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas tidur dan menyelidiki dampak jangka panjang dari tidur terhadap kesehatan otak pada orang yang lebih muda," lanjutnya.
Tentu saja, temuan ini didasarkan pada laporan tidur subjektif dari para partisipan. Selain itu, data tersebut tidak membuktikan bahwa masalah tidur bertanggung jawab atas percepatan penuaan otak. Namun, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa masalah tidur berkaitan erat dengan penurunan kognitif dan sejalan dengan penelitian yang sudah ada mengenai pentingnya tidur dalam perkembangan dan pemeliharaan otak di usia yang lebih tua.