Cirebon termasuk sebuah kota yang cukup tua. Pada 31 Desember tahun ini kota di pesisir utara Pulau Jawa tersebut akan berumur 652 tahun. Pantas bila penuh jejak sejarah.

Bangunan Keraton Kasepuhan dan Kanoman merupakan bukti Cirebon telah berdiri sejak lama. Bukan hanya keraton, kota udang juga memiliki sejumlah masjid tua, Masjid Raya Raya At Taqwa, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid Jagabayan. dan Masjid Pejlagrahan.

Walaupun kaya masjid, sayang wisatawan kebanyakan hanya mengunjungi masjid At Taqwa yang megah. Padahal masjid-masjid lain tidak kalah menarik dan memiliki cerita tersendiri.

Selama 10 tahun terakhir, setiap hari tata-rata pengunjung At Taqwa mencapai 600 orang. Sementara itu, pada akhir pekan pengunjung melonjak hingga 1.000 orang lebih.

Pengurus At Taqwa Center, Ahmad Yani, tidak ingin hanya masjid At Taqwa yang dikunjungi wisatawan. Ia lalu menggagas wisata dari masjid ke masjid atau berkeliling masjid menggunakan kendaraan bus terbuka bernama Citros, akronim CirebonTourism on Bus, milik pemerintah kota.

Ide Ahmad Yani disambut pemerintah kota. Singkat kata, mulai 21 November 2020 wisata keliling kota khusus dari masjid ke masjid dengan Citros dimulai.

Untuk bisa menikmati perjalanan dengan bus ini wisatawan dikenakan tarif 50 ribu rupiah. Selama perjalanan dan kunjungan ke masjid-masjid mereka dipandu oleh tour guide, selama perjalanan dan berada di masjid-masjid tersebut.

Masjid At Taqwa

Masjid At Taqwa didirikan pada 1918 di suatu kampung yang bernama Kejaksan. Nama awalnya adalah Tajug Agung. Kala itu bangunannya yang sudah tua, ruangannya terlalu kecil dan letaknya kurang menghadap kiblat. RM Arhatha, Kepala Koordinator Urusan Agama Cirebon saat itu, mempunyai gagasan untuk merenovasi dan memperbarui posisi kiblat Tajug Agung dan selesai pada 1951.

Selesai renovasi nama Tajug Agung kemudian diganti Masjid At-Taqwa. Sebab sudah ada masjid agung di kasepuhan yang sekarang menjadi Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa dikenal juga sebagai Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid Agung Cirebon. Seperti namanya, masjid terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan, Cirebon.

Masjid dibangun tahun 1480 atau satu masa dengan kehidupan para Wali Songo. Namanya diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta" yang berarti dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan.

Arsitektur khas masjid yang dulu bernama Pakungwati adalah atapnya yang tidak memiliki pemuncak seperti lazim masjid-masjid Pulau Jawa pada zaman itu hingga sekarang. Sedangkan arsitekturnya mengadopsi dari bermacam gaya seperti Demak, Majapahit, dan Cirebon sendiri. Sebab pada waktu itu, Cirebon dihuni banyak suku.

Masjid Jagabayan

Masjid ini terletak di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Menurut sejarah masjid tersebut didirikan Tumenggung Nalarasa, salah satu Patih Prabu Siliwang. Awalnya, masjid hanya berupa pos penjagaan menuju Kerato Kanoman.

Pos dibangun Nalarasa setelah naik pangkat dengan gelar Pangeran Jagabayan. Sebagai orang yang bertanggung jawab pada keamanan, dia mendirikan sebuah pos penjagaan untuk menyaring para tamu yang akan masuk keraton.

Pada 1437 pos penjagaan secara resmi berubah fungsi sebagai masjid tanpa pelebaran. Tidak heran sampai kini ukurannya tetap sama yaitu panjang 8,6 meter dengan lebar 6 meter. Diapit pertokoan untuk masuk masjid pengunjung harus melewati gang kecil selebar kurang dari 1 meter saja.

Masjid Pejlagrahan

Masjid Pejlagrahan berlokasi di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Masjid yang dibangun pada 1540 oleh Pangeran Cakrabuana tersebut hanya memiliki dimensi panjang 6,8 meter dan lebar 5,25 meter saja.

Awalnya masjid itu didirikan sebagai tempat ibadah para nelayan yang bersandar di Cirebon. Dulu wilayah Kasepuhan dan sekitarnya merupakan wilayah pesisir. Namun wilayah tersebut telah berada agak jauh dari bibir pantai karena banyak permukiman baru.

Material di dalam Masjid Pejlagrahan beberapa masih asli seperti jendela, pintu, dan langit-langit. Sebab terbuat dari bahan kayu jati yang kokoh. Demikian juga mimbar yang masih terlihat kuat.

hay/G-1

Baca Juga: