JAKARTA - Delegasi dari otoritas maritim Ghana melakukan kunjungan resmi ke Indonesia yang diterima oleh Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerja sama di bidang maritim antara kedua negara.
Di Kantor Kementerian Perhubungan, delegasi Ghana yang dipimpin oleh Nana Boakye-Boampong, Director Maritime Services, disambut oleh Hartanto, Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, di ruang Sriwijaya.
Dalam sambutannya, Hartanto mengucapkan selamat datang kepada seluruh delegasi Ghana dan mengapresiasi kerjasama yang semakin erat antara Ghana dan Indonesia di bidang maritim.
"Kami sangat menyambut baik kunjungan delegasi Ghana dan berharap dapat memperkuat hubungan kerja sama maritim antara kedua negara," ujarnya keterangan tertulisnya, Sabtu (13/7).
Delegasi Ghana yang terdiri dari Nana Boakye-Boampong, Margaret Campbell (Board Member), Susan Kwakye (Board Member), Felicity Sey (Board Member), Edward Akrong (Board Member), dan Yaw Antwi (Deputy Director-General) turut serta dalam diskusi mengenai penerapan dan progres Azas Cabotage, Maritime Services (Inaportnet), dan Single Window Ekosistem pada Digitalisasi Pelabuhan.
Hartanto menjelaskan pentingnya industri maritim nasional dan penerapan prinsip kabotase di Indonesia.
"Prinsip kabotase telah diterapkan sejak lama di Indonesia di bawah Undang-Undang Pelayaran Nasional Nomor 17 Tahun 2008 dan telah memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan jumlah armada, pangsa pasar, pendapatan nasional, serta produktivitas galangan kapal," katanya.
Dia juga menyatakan optimisme terhadap penerapan prinsip kabotase di Ghana yang diharapkan dapat memberikan keuntungan nasional dan perkembangan positif bagi ekonomi dan keamanan Ghana. Dalam kesempatan tersebut, juga dibahas transformasi layanan publik maritim di Indonesia melalui digitalisasi.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan layanan maritim digital melalui Lembaga National Single Window (LNSW) yang menyederhanakan dan mengintegrasikan proses bisnis ekspor-impor serta layanan pelabuhan. Semua 264 pelabuhan di Indonesia telah mengimplementasikan sistem Inaportnet yang terintegrasi dengan INSW sejak 2015.
Dalam kesempatan ini, Hartanto juga menyoroti terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode 2024-2025.
"Terpilihnya Indonesia diharapkan dapat memperkuat peran Indonesia dalam resolusi dan kebijakan maritim internasional, serta meningkatkan keselamatan dan keamanan maritim," ujar Hartanto.
Indonesia berkomitmen untuk mendukung kerja Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan mematuhi instrumen serta regulasinya.
"Kami mengajak semua institusi dan pemangku kepentingan terkait untuk bekerja sama dalam memberikan pengalaman terbaik kepada delegasi Ghana selama kunjungan ini," tambah Hartanto.
Mengakhiri sambutannya, Hartanto berharap diskusi yang produktif dan bermanfaat sepanjang kunjungan ini. Selain itu, pihak Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDMP) Laut juga memberikan penjelasan mengenai program kerja mereka dalam meningkatkan kompetensi dan keterampilan kepelautan untuk masyarakat maupun SDM Ditjen Hubla.
Nana Boakye-Boampong, Director Maritime Services Ghana menyatakan dengan kunjungan ini, diharapkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Ghana semakin erat dan menghasilkan kerja sama yang konkret di sektor maritim.