Saat memperagakan kepiawaian bela dirinya, Liu Xuliang meliuk-liuk menyergap seperti ingin berkelahi setelah terlalu banyak minum tuak. Namun sebenarnya Liu tak mabuk dan ia adalah seorang pakar bela diri kuno Tiongkok yang dikenal dengan jurus andalannya yaitu dewa mabuk.
Tak diketahui berapa banyak yang menguasai jurus ini, namun Liu memperkirakan ada 1.000 orang di Tiongkok yang mempraktekkan "zui quan" atau yang dikenal dengan jurus dewa mabuk ini.
Di usianya yang ke-24 tahun, Liu adalah seniman bela diri kungfu profesional yang saat memperagakan jurusnya kerap mengambil kuda-kuda berjongkok, terdiam, lalu melompat, berputar dan salto di udara.
Gerakannya tampak serampangan tetapi sebenarnya terkontrol dengan sempurna, Liu kemudian terhuyung-huyung ke belakang dan bersandar sebelum akhirnya seolah tak sadarkan diri, tak bergerak dengan tangan terentang.
"Seseorang yang menguasai jurus dewa mabuk seperti pemabuk namun sebenarnya ia dalam keadaan sadar," ucap Liu saat diwawancarai di sebuah sasana di Kota Shanghai pada Senin (24/8) lalu.
"Seseorang yang menguasai jurus dewa mabuk seperti orang mabuk, amat lucu, seperti tersandung dan sempoyongan dan bahkan nyaris sulit untuk berdiam diri, namun pada kenyataannya ia memiliki punya naluri untuk menyerang yang kuat dan gerakan pukulannya amat telak," imbuh dia.
Asal muasal bela diri ini tidak jelas, namun banyak anggapan bahwa jurus ini muncul dari mitologi Tiongkok yaitu kisah Delapan Dewa (ba xian) yang sedang mabuk. Tadinya Liu adalah pakar bela diri sejumlah jurus, namun kemudian ia tertarik dengan jurus dewa mabuk saat ia menyaksikan film komedi kungfu mandarin berjudul "Drunken Master" yang dibintangi aktor legendaris Jackie Chan yang dibuat pada 1978 dan sekuelnya yang diproduksi pada 1994.
Liu mengatakan bahwa sejak era '80-an, ada penurunan jumlah seniman bela diri yang mahir mempraktekkan jurus dewa mabuk. Namun saat itu trennya kembali naik apalagi pemerintah Tiongkok menginginkan agar jurus ini lestari.
Demi Pelestarian
Saat ini jurus ini memang tak dipergunakan untuk berkelahi. Liu dan para anggota tim bela diri nasional Tiongkok kerap melakukan eksibisi untuk menarik minat banyak kalangan.
Ternyata tak hanya Liu saja yang tergugah untuk menguasai jurus dewa mabuk setelah menyaksikan film Jackie Chan. Peng Aofeng, 30 tahun, yang juga pakar kungfu jurus dewa mabuk, pun terinspirasi jadi seniman bela diri dengan jurus ini berkat menyaksikan "Drunken Master".
"Saya pikir jurus ini amat keren," ucap Peng.
Menurut Peng satu ganjalan terbesar di masa depan yang harus dirampungkan bagi memperagakan jurus dewa mabuk yaitu menyediakan karpet di lantai karena jurus ini menuntut banyak gerakan terjatuh dan berguling-guling.
"Alasan lain mengapa hanya sedikit yang sanggup menguasai jurus ini yaitu karena tak banyak orang yang memiliki fleksibilitas dan kekuatan serang yang dibutuhkan," ungkap Peng seraya menjelaskan alasan dirinya mau menguasai jurus ini demi pelestarian, sama seperti yang dicetuskan rekannya, Liu.
"Saya amat jarang melihat ada yang memperagakan jurus dewa mabuk ini di antara khalayak maupun warga yang bukan seniman bela diri profesional," ungkap Peng. "Mungkin karena jurus ini sudah terlalu kuno," pungkas dia.AFP/I-1