KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo, membantah program Bedah Menoreh dan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan objek wisata dilakukan tanpa konsep. Pembangunan itu tersusun dengan konsep jelas dan ada tahapanya, yang hingga kini terus diwujudkan. Jalan di kawasan Bukit Menoreh akan dinaikkan statusnya menjadi jalan provinsi, khususnya jalan program Bedah Menoreh.

"Tahapan Bedah Menoreh sudah jelas, tahun ini apa, tahu depan apa, dan selalu dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemkab Kulon Progo harus membebaskan lahan untuk membangun badan jalan," kata Hasto, di Kulon Progo, Selasa (6/2).

Sebelum lahan untuk badan jalan terbebaskan, Pemprov DIY belum dapat menuangkan anggaran konkret. Tahun ini, pemkab berupaya membebaskan lahan di kawasan Bukit Menoreh. Program pembangunan Bedah Menoreh sudah mendapat perhatian dari Pemprov DIY dan pemerintah pusat. Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, berkali-kali menyatakan bahwa jalur penghubung bandara ke Borobudur adalah Bedah Menoreh.

Mengecek Lokasi

Terkait proyek Bedah Menoreh kurang terkoordinir dengan baik, khususnya infrastruktur pendukung pariwisata Nglinggo-Tritis, Hasto enggan berkomentar. "Besok, kami akan cek lokasi," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo membangun tempat istirahat dan pusat oleh-oleh di dekat Pasar Plono, Kecamatan Samigaluh, dalam rangka mendukung pertumbuhan objek wisata Kebun Teh Nglinggo-Tritis.

Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata Kulon Progo, Fitri Lianawati, mengatakan dana pembangunan pusat oleh-oleh dan tempat istirahat atau rest area sebesar 2,6 miliar rupiah yang berasal dari dana alokasi khusus. Luas pusat oleh-oleh dan rest area yakni ukuran 40 x 40 meter persegi dengan menggunakan tanah kas desa.

Untuk itu, pihaknya intensif menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo terkait izin penggunakan tanah kas desa dan kompensasinya. "Sejauh ini, izin dari gubernur terkait izin penggunaan tanah kas desa sudah turun. Sehingga, kami berani membangun pusat oleh-oleh dan tempat istirahat atau rest area," katanya.

n YK/N-3

Baca Juga: