HAVANA - Pemerintah Kuba pada Senin (12/7) menyalahkan kebijakan embargo ekonomi oleh Amerika Serikat (AS) sehingga telah menyulut gelombang aksi protes antipemerintah sehari sebelumnya.

"Kebijakan ekonomi AS itu telah memprovokasi terjadinya kerusuhan sosial di negara kami," ucap Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel.

Aksi protes yang terjadi pada Minggu (11/7) meletup secara tiba-tiba di sejumlah kota di Kuba setelah negara itu mengalami krisis ekonomi terburuk selama 30 tahun akibat kekurangan pasokan listrik, makanan dan obat-obatan. Krisis ini semakin terasa setelah Kuba dilanda pandemi Covid-19. AS telah menerapkan sanksi pada Kuba sejak 1962.

Aksi protes yang diikuti ribuan massa dan terjadi di 40 lokasi itu sendiri berhasil dipadamkan oleh polisi dan sejumlah demonstran telah ditahan.

Menanggapi tudingan dari Havana, Washington DC balik menuding dengan menyatakan tindak represi partai komunis dan rezim otoriter di Kuba selama beberapa dekade telah jadi sumber aksi protes antipemerintah itu.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa pemerintahan di Havana telah melakukan kesalahan besar jika menuding Washington DC atas terjadinya aksi protes di Kuba dan menyatakan bahwa ketidakbecusan para pemimpin komunis dalam menanggapi krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 jadi pangkal penyebab aksi protes tersebut. SB/AFP/I-1

Baca Juga: