BARI - Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) mengalihkan perhatian mereka ke Tiongkok pada hari Jumat (14/6) di hari kedua KTT Italia,dengan fokus pada bagaimana melindungi industri mereka sambil menghindari perang dagang langsung dengan Beijing.

Perdagangan yang adil dengan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu, terutama dalam bidang teknologi ramah lingkungan, akan dibahas oleh Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Jepang, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Inggris di Puglia.

Negara-negara kaya yang tergabung dalam G7 juga akan membuat respons bersama atas dugaan dukungan Tiongkok terhadap ekspansi militer Russia, yang menurut Washington memicu perang di Ukraina.

"Negara-negara G7 memiliki pemikiran yang sama dalam menghadapi Tiongkok," kata sumber pemerintah Jepang kepada AFP.

Pertemuan tersebut terjadi di tengah memburuknya hubungan perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat, seperti yang ditunjukkan oleh pengumuman Uni Eropa pada minggu ini mengenai rencana penerapan tarif baru pada kendaraan listrik Tiongkok.

AS, Jepang, dan Uni Eropa yang menghadiri KTT G7sebagai mitra tidak resmi kedelapan, semuanya menyuarakan keprihatinan atas "kelebihan kapasitas industri" di Tiongkok.

Mereka mengatakan subsidi yang besar dari Beijing, khususnya di sektor energi dan teknologi ramah lingkungan seperti panel surya dan kendaraan listrik, mengakibatkan barang-barang murah membanjiri pasar global.

Kelebihan kapasitas ini mengancam perusahaan-perusahaan Barat yang kesulitan bersaing, khususnya di sektor teknologi ramah lingkungan yang sedang berkembang.

"Kami akan menghadapi kebijakan non-pasar Tiongkok yang mengarah pada dampak buruk global," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, kepada wartawan menjelang KTT.

Tiongkok telah menepis kekhawatiran tersebut, namun Washington mendesak terbentuknya front persatuan G7.

Bulan lalu, para menteri keuangan kelompok ini memperingatkan bahwa mereka akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk "memastikan kesetaraan" bagi semua negara.

Pembatasan Ekspor

Menjelang pertemuan puncak di resor mewah Borgo Egnazia, UE mengancam akan mengenakan tarif hingga 38 persen pada impor kendaraan listrik Tiongkok mulai bulan depan.

Beijing mengecamnya dengan menyebut kebijakan itu sebagai "perilaku proteksionis telanjang" dan mengatakan pihaknya berhak mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Amerika Serikat bulan lalu menaikkan tarif terhadap impor teknologi ramah lingkungan dari Tiongkok, termasuk tarif 100 persen pada kendaraan listrik, dan Biden mengecam tindakan "kecurangan" yang dilakukan Beijing.

Fokus lainnya pada hari Jumat adalah pembatasan ekspor mineral seperti galium, germanium, dan grafit yang baru-baru ini dilakukan Tiongkok, yang sangat penting dalam industri seperti telekomunikasi dan kendaraan listrik.

Pembatasan ini mengancam rantai pasokan internasional, dan ada kekhawatiran pembatasan ini akan diikuti dengan pembatasan bahan lain seperti unsur tanah jarang yang dibutuhkan dalam elektronik.

Para analis memperingatkan akan terjadinya kekurangan pasokan dalam jangka pendek dan harga yang lebih tinggi jika Tiongkok semakin membatasi ekspor, bahkan ketika AS dan negara-negara lain berupaya melakukan diversifikasi pasokan mereka, termasuk dengan meningkatkan produksi dalam negeri.

Mesin Perang Russia

Kekhawatiran keamanan dan pertahanan juga dibahas dalam pertemuan puncak tersebut, termasuk tuduhan bahwa Beijing telah membantu memperluas angkatan bersenjata Russia.

Selama konferensi pers dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis, Biden mengatakan G7 telah "setuju untuk mengambil tindakan kolektif" terhadap peran Tiongkok dalam memasok Russia dengan "bahan yang mereka butuhkan untuk mesin perang mereka".

Washington menuduh Beijing membantu industri pertahanan Russia melalui produksi bersama drone dan ekspor peralatan mesin yang diperlukan untuk rudal balistik.

Zelensky mengatakan telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang "memberi saya janji" bahwa dia tidak akan menjual senjata ke Russia.

"Kita lihat saja nanti," tambah Zelensky.

Para pemimpin G7 juga akan membahas keamanan di Asia-Pasifik, di mana taktik konfrontatif dan militerisasi Tiongkok terhadap pulau-pulau di Laut Tiongkok Selatan - serta latihan perang baru-baru ini di sekitar Taiwan - telah meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik.

Pada KTT G7 terakhir di Jepang, para pemimpin mengatakan dalam pernyataan terakhirnya bahwa mereka "menentang aktivitas militerisasi Tiongkok di wilayah tersebut".

Sumber pemerintah Jepang mengatakan penting bagi para pemimpin yang bertemu di Puglia untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Xi bahwa masalah ini bukan hanya masalah regional, namun menjadi perhatian semua negara G7.

"Semua negara (G7) sadar bahwa kami perlu menyampaikan pesan ini dengan sangat jujur ??kepada Tiongkok di tingkat paling atas," kata sumber itu.

Baca Juga: