Jika negara terancam maka Marinir pasti berdiri paling depan, tidak peduli nyawa yang menjadi taruhan.

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan angkatan laut yang kuat dan Marinir yang hebat.

"Karena tapal kedaulatan kita berada di laut dan garis pantai yang harus kita jaga amatlah panjang," kata KSAL dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil KSAL Laksdya Ahmadi Heri Purwono dalam peringatan HUT ke-77 Korps Marinir, di Sarang Petarung Marinir, Cilandak, Jakarta, Selasa (15/11), yang ditayangkan secara daring.

KSAL mengingatkan hari ini untuk menang perang tidak cukup dengan semangat membara meskipun itu adalah modal utama. "Hari ini menang perang tidak cukup dengan mental baja karena musuh telah melangkah jauh dengan teknologinya," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Laksamana Yudo, TNI AL dan Marinir di dalamnya harus terus dibangun dengan prajurit yang profesional dan alutsista yang modern untuk menjadi kekuatan yang benar-benar tangguh.

Berdiri Paling Depan

Menurut dia, Korps Marinir akan berdiri paling depan apabila negara dalam situasi terancam. "Jika negara terancam, Marinir pasti berdiri paling depan, tidak peduli nyawa yang menjadi taruhan. Prajurit Marinir yang selalu hadir dan menjadi solusi ketika rakyat dan negara ini membutuhkan," ujarnya.

Prajurit Korps Baret Ungu, kata KSAL, selama ini tidak pernah mengedepankan ego dan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan sebagai prajurit matra laut yang menjadi pembeda di setiap laga.

"Marinir adalah 'hantu' yang menakutkan bagi setiap lawan sekaligus simbol prajurit yang rendah hati dan humanis dengan kesadaran tinggi bahwa mereka adalah tentara rakyat yang haram merugikan dan menyakiti hati rakyat," tegas Yudo.

Yudo menyampaikan dunia saat ini terus berkembang dengan dinamika yang sangat tinggi. Perkembangan tersebut terlihat dari kemajuan teknologi yang terus melompat dan berpacu dengan waktu. Kemajuan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri yang sulit diprediksi dan tak menentu.

Dia mengatakan tidak ada negara yang benar-benar menginginkan perang, namun ketika konflik kepentingan tidak dapat dikompromikan maka kekuatan senjata akan menjadi pilihan untuk menghadapinya.

"Maka, sebagai garda negara yang terdepan, hal terbaik yang harus kita lakukan adalah bersiap menghadapi segala kemungkinan, bahkan yang paling mengerikan," kata Yudo menegaskan.

Dalam 77 tahun pengabdian tanpa pamrih, tambah dia, prajurit Korps Marinir tidak hanya sekadar mewarnai, tetapi telah menciptakan lukisan tinta emas tersendiri pada lembar sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

"Bangsa ini tidak akan lupa jasa dan pengabdian Korps Marinir dalam mencegah bangsa penjajah kembali berkuasa. Rakyat Indonesia tidak mungkin ingkar dengan darma bakti prajurit KKO di masa perjuangan Trikora, Dwikora, dan ketika negara harus menghadapi berbagai pengkhianatan dan pemberontakan," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Yudo menyampaikan rasa bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya atas jasa dan pengabdian patriot sejati prajurit Korps Marinir dari masa ke masa. Terlebih lagi yang telah gugur sebagai kusuma bangsa, sungguh besar jasa mereka dalam mengharumkan nama Korps Marinir, TNI AL, dan Indonesia.

"Kiranya pengorbanan para ksatria samudera ini akan selalu dikenang menjadi tauladan pemompa semangat perjuangan kita semua untuk meneruskan pengabdian jalasena yang setia, tulus, dan gagah berani," ujar Yudo.

Baca Juga: