BANDUNG - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono mengatakan, kekebalan bangsa penting untuk lebih diperkuat dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah arus global yang terjadi saat ini. "Saya merasakan itu (aspek yang menggerogoti bangsa) ada, jadi saya merasakan bahwa sebenarnya imunitas bangsa itu penting," kata Kasad Jenderal Mulyono di Lapangan Wiradhika Secapa AD, Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/11).

Kekebalan bangsa yang dimaksud Kasad adalah keberadaan Pancasila yang telah dicetuskan oleh para pendahulu bangsa. "Indonesia punya Pancasila, punya Undang-undang dasar 1945, disitu diatur bagaimana cara beragama, berdemokrasi, bermasyarakat, mempersatukan suku-suku serta bagaimana kita mencapai tujuan nasional. Itu semua ada di dalam Pancasila," ucap Kasad.

"Jadi sebenarnya kalau berbicara mengenai imunitas bangsa, kita sudah punya dan ini sudah dirumuskan oleh pendahulu-pendahulu kita hanya sekarang ini masalahnya kita konsekuen dan konsisten nggak untuk mengamalkan itu," sambung mantan Pangkostrad ini. Karenanya, lanjut Kasad bangsa Indonesia tidak boleh lagi mudah untuk diadu domba.

"Kita beraneka ragam, bersukusuku, agama ras dan sebagainya itu adalah wadahnya ya Pancasila itu maka para pendahulu kita sudah bijak, merumuskan bagaimana kondisi bangsa ini, sekarang pertanyaannya ayo kita jangan mudah dipecah belah," jelas Kasad. Jenderal bintang empat TNI AD itu lalu memberikan contoh bahwa Bangsa Indonesia pernah dijajah Belanda dengan taktik devide et impera. "Itu sudah taktik yang jitu sekali. 350 tahun kita tidak sadar diadu oleh Belanda.

Nah sekian tahun yang akan datang akhirnya kita sadar juga, maka terjadilah Pancasila itu. Maka, saya mengajak kepada bangsa Indonesia kepada masyarakat Indonesia kembali menggalakkan nilai-nilai yang ada di dalam imunitas bangsa ini, sehingga kita tidak mudah dipecah belah, tidak mudah diadu domba," ucap Kasad.

Untuk bisa mengatasi hal tersebut semua harus bersatu kembali kepada kepentingankepentingan yang lebih besar, bukan kepentingan sesaat. "Artinya kepentingan kelompok untuk memenangkan tujuan politiknya tapi melupakan kepentingan bangsa dan negara. Kalau kepentingan kelompoknya kita diadu domba, kita gelut (bertengkar) dengan teman sendiri hanya rebutan. ujung-ujungnya nanti negara yang akan rusak," tegas Kasad. "Berpolitik boleh saja sesuai dengan kepentingan tapi setelah terjadi dinamika itu. Selesai ya sudah. Mari kita memberikan jabat tangan kepada orang yang memang benar, karena politik itu dilaksanakan dengan sistem yang benar," tutup Kasad. fdl/AR-3

Baca Juga: