Tiongkok kini tengah dilanda krisis energi berkepanjangan. Gubernur Provinsi Jilin, Han Jun, meminta agar negaranya meningkatkan impor batu bara dari beberapa negara penghasil bahan bakar tersebut, salah satunya adalah Indonesia.

Seperti yang dilansir Global Times, Han Jun mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil banyak langkah untuk meningkatkan impor batu bara dari Indonesia, Rusia, dan Mongolia.

"Beberapa saluran perlu disiapkan untuk menjamin pasokan batu bara, dan China harus mendapatkan lebih banyak dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia," kata Han Jun.

Selain impor dari negara-negara penghasil batu bara, Han Jun juga ingin pemerintah meningkatkan stok bahan bakar tersebut, seperti meningkatkan produksi batu bara domestik serta meningkatkan impor.

Krisis batu bara yang melanda Tiongkok, khususnya Provinsi Jilin membuat listrik padam, pabrik-pabrik tutup, dan pasokan air mulai tersendat. Akhirnya pemerintah Tiongkok dihadapkan dengan protes dari warga setempat.

Kurangnya pasokan listrik juga membuat lampu lalu lintas, lift perumahan, dan jangkauan telepon seluler 3G mati hingga memicu penutupan pabrik. Selain itu, kekurangan listrik juga mengganggu pasokan air kapan saja. Bahkan, beberapa toko di sana dioperasikan dengan cahaya lilin dan mal tutup lebih awal.

Seorang pedagang batu bara di Tiongkok mengatakan bahwa negaranya kini memang tengah mencari impor batu bara secara cepat. Namun Ia juga mengatakan bahwa kini memang sulit merealisasikan hal tersebut.

"Rusia harus terlebih dahulu memenuhi permintaan dari Eropa, Jepang, dan Korea Selatan," ujarnya seperti yang dilansir Reuters.

"Pengiriman dari Indonesia terhambat oleh curah hujan beberapa bulan terakhir. Sedangkan Mongolia (pasokannya) kecil," ujarnya.

Baca Juga: