KRI dr Soeharso 990 menjadi saksi sinergitas TNI dengan media massa. KRI yang biasa disebut rumah sakit berjalan milik TNI AL ini, Senin (23/7) pagi, membawa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama pemimpin redaksi (Pemred) sejumlah media dan wartawan keliling di Perairan Teluk Jakarta dalam rangka melaksanakan joy sailing dan halalbihalal.

Sebelum melakukan pelayaran, kapal ini sandar di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah Marsekal Hadi dan para Pemred memasuki kapal, tepat 10.16 WIB KRI dr Soeharso bergerak meninggalkan dermaga.

Saat memasuki kapal, Panglima TNI disambut pasukan khusus TNI AL yang berjaga di pintu masuk yang berada di Deck A. Di deck ini disiapkan tangga untuk naik ke deck B. Tangga tersebut terletak di sebelah kanan dan kiri. Di Deck B ini terdapat ruang perawatan, alat keselamatan.

Sama halnya Deck A dan B, tangga untuk menuju Deck C juga terletak di samping kanan dan kiri kapal. Di deck C inilah tersedia fasilitas rumah sakit cukup lengkap, mulai dari UGD, ICU, ruang operasi ada beberapa kamar, poli, ruang rontgen.

Komandan KRI dr Soeharso, Letkol Joko Setiyono menjelaskan kapal ini memiliki 126 ABK dan sudah berlayar dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya itu, rumah sakit bergerak ini juga sudah banyak ikut dalam misi kemanusiaan.

Selain itu, lanjut Joko, KRI yang mulai beroperasi tahun 2003 ini juga ikut terlibat dalam menanggulangi bencana gizi buruk di Asmat, Papua. "KRI ini ikut saat ada bencana tsunami Aceh, banjir bandang di Wasior hingga bakti sosial di berbagai wilayah Indonesia," tutur Letkol Joko kepada Koran Jakarta, Senin (23/7).

Fasilitas Lengkap

Saat disinggung mengenai fasilitas di dalam KRI, Joko mengaku sudah lengkap dan memumpuni. Menurutnya, sebagai kapal yang muaranya sebagai rumah sakit, KRI dr Soeharso tidak ada masalah lagi. Bed untuk ruang inap tersedia untuk 20 orang perempuan dan laki-laki.

"Secara umum kapal sudah bagus, karena ini setara dengan rumah sakit tipe C atau tingkat III, tetapi juga bisa dinaikkan ke tingkat II dan I. Itu tergantung tenaga medisnya yang spesialis dan ruang inapnya," jelas Joko.

Untuk dokter spesialis, menurut Joko, cukup lengkap. Di kapal ini ada dokter spesialis mata, THT, dan lainnya. "Di KRI ini juga pernah dilaksanakan operasi mata, operasi kanker, hingga operasi untuk melahirkan," tutur Joko.

Meski begitu, Joko berharap ke depan ada tambahan KRI lagi untuk membantu misi kemanusiaan. "Saat ini kan cuma ada satu, kalau bisa nambah satu lagi, dua lebih bagu," tuturnya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengusahakan penambahan KRI sejenis dalam rangka misi kemanusiaan ke depan.

m umar fadloli/N-3

Baca Juga: