JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil seorang Hakim pada Pengadilan Negeri (PN) Kota Bekasi, Dewa Putu Yusmai Hardika sebagai saksi untuk mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi (NHD). Pemeriksaan seorang hakim ini dalam bagian penyidikan kasus dugaan suap dan gratifikasi pada perkara di MA pada tahun 2011-2016.

"Yang bersangkutan akan diperiksa untuk tersangka NHD," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, di Jakarta, Jumat (14/8).

Pemanggilan dan pemeriksaan saksi dengan kapasitasnya sebagai Hakim telah dilakukan lembaga antirasuah itu. Beberapa kali, para hakim dipanggil untuk memenuhi berkas untuk tersangka Nurhadi.

Dalam kasus ini turut menjerat menantu Nurhadi yakni Rezky Herbiyono (RHE) dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT), Hiendra Soenjoto (HS). Hiendra yang diduga sebagai pemberi dalam kasus ini masih buron dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Sedangkan, Nurhadi dan menantunya telah ditahan KPK, pada Selasa (2/6).

Nurhadi dan menantunya diduga menerima hadiah atau janji terkait dengan Pengurusan perkara perdata PT MIT versus PT KBN (Persero) kurang lebih sebesar 14 miliar rupiah, perkara perdata sengketa saham di PT MIT kurang lebih sebesar 33,1 miliar rupiah, dan gratifikasi terkait dengan perkara di pengadilan kurang lebih 12,9 miliar rupiah, sehingga akumulasi yang diduga diterima kurang lebih sebesar 46 miliar rupiah.

Atas dugaan tersebut, Nurhadi dan Rezky disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b subsider Pasal 5 ayat (2) lebih subsider Pasal 11 dan/atau Pasal 12B UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Sementara Hiendra yang diduga sebagai pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b subsider Pasal 13 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 juncto Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. ola/N-3

Baca Juga: