BOGOR - Untuk mendorong percepatan stok pangan, maka Kota Bogor akan mempercepat tanam padi. Untuk itu, Kota Bogor menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Ketiga lembaga tersebut mengadakan rapat di Auditorium Utama Sadikin Sumintawikarta, Kota Bogor. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut ada tiga poin yang menjadi solusi pangan ke depan, terutama di tengah kondisi El Nino.

Pertama akan membuka rawa. Sekarang sudah siap 400.000 hektare. "Minimal 300.000 hektare atau 250.000 hektare akan ditanami," kata Amran, di Bogor, Senin.

Kedua membangun pompanisasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat di daerah rainfed land atau tanah tadah hujan. Area ini akan diairi dengan sistem pompanisasi. Berdasar pengalaman, kurang lebih bisa mencakup 500.000 hektare.

Langkah ketiga, kata dia, di luar Pulau Jawa disiapkan lahan sampai 500.000 hektare. Namun harus dengan gerakan masif dan ditopang tenaga-tenaga ahli. "BRIN memiliki banyak peneliti. Kurang lebih ada 1.300 orang," ucapnya.

Amran juga minta Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) membuka ruang kolaborasi dengan para peneliti pertanian (Ex-Litbang Pertanian) di BRIN. Ia ingin, kinerja kedua lembaga ini semakin memperkokoh persatuan untuk mendukung program strategis pertanian.

"BSIP dan BRIN jangan ada sekat lagi. Jangan ada izin-izin lagi dalam koordinasi. Ingat, kita ini satu kesatuan yang mungkin saja ke depan para peneliti BRIN kembali lagi menjadi Balitbangtan," katanya.

Kepala BSIP, Fadjri Djufri, mengatakan, peran peneliti pertanian akan memperkuat kinerja sektor pertanian untuk mewujudkan lumbung pangan dunia. "Kegiatan ini untuk sinergi pembangunan pertanian ke depan agar mampu mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia," jelasnya.

Baca Juga: