SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) telah menembakkan beberapa misil balistik jarak pendek pada Rabu (18/9) pagi yang merupakan uji coba senjata kedua Pyongyang dalam sepekan.

Rezim pemimpin Kim Jong-un telah menggelar lusinan pengujian misil tahun ini, bagian dari aksi uji coba yang menurut para ahli dapat dikaitkan dengan dugaan pasokan senjata ilegal Korut ke sekutu Russia untuk digunakan di Ukraina.

Peluncuran misil ini menyusul kunjungan menteri luar negeri Korut baru-baru ini ke Moskwa yang merupakan lawatan keduanya dalam waktu kurang dari setahun.

Korut juga sedang mempersiapkan pertemuan parlemen pada Oktober mendatang yang diperkirakan akan menyetujui langkah-langkah yang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan Korsel, termasuk memasukkan hubungan permusuhan antara kedua Korea ke dalam konstitusinya.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel mengatakan pihaknya telah mendeteksi dan sedang menganalisis beberapa misil balistik jarak pendek yang diluncurkan ke timur laut sekitar pukul 06.50 waktu setempat.

"Dalam persiapan untuk peluncuran tambahan, militer kami telah memperkuat pemantauan dan kewaspadaan, sembari berbagi informasi secara erat dengan sekutu, Tokyo dan Washington," kata JCS.

Jepang juga telah mengkonfirmasi peluncuran misil Korut tersebut dan penjaga pantai negara itu mengatakan satu misil telah jatuh. "Kapal harap memperhatikan informasi yang masuk dan jika melihat benda jatuh, harap jangan mendekat tetapi laporkan ke penjaga pantai," demikian pernyataan Tokyo.

Menteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara, kemudian mengatakan misil tersebut tampaknya jatuh di sekitar pantai timur wilayah pedalaman Korut atau berada di luar ZEE Jepang, dan menambahkan sejauh ini tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

Militer Seoul mengatakan misil tersebut ditembakkan dari daerah Kaechon di Provinsi Phyongan selatan, dan terbang sekitar 400 kilometer. "Peluncuran misil Korut ini merupakan tindakan provokasi yang nyata dan secara serius mengancam perdamaian serta stabilitas di Semenanjung Korea, dan kami mengutuk keras tindakan tersebut," kata JCS dalam sebuah pernyataan.

Formalisasi Konstitusional

Sebelumnya pada Kamis (12/9) lalu, Korut juga menembakkan apa yang digambarkan Korsel sebagai beberapa misil balistik jarak pendek ke perairan timur Semenanjung Korea yang merupakan uji coba senjata besar pertama negara bersenjata nuklir itu sejak awal Juli.

Media pemerintah Korut kemudian mengklaim bahwa peluncuran misil ini adalah uji coba peluncur roket ganda 600 mm tipe baru yang diawasi langsung oleh Kim Jong-un.

"Peluncuran misil hari ini mungkin juga dimaksudkan untuk memperkuat sentimen anti-Selatan di antara warga Korut sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat rezim menjelang apa yang dipahami sebagai formalisasi konstitusional teori dua negara Korea yang bermusuhan pada bulan Oktober," imbuh dia. AFP/I-1

Baca Juga: