Korut semakin menggencarkan uji coba persenjataannya sejak Russia mengeluarkan veto Dewan Keamanan PBB beberapa waktu lalu

SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) pada Jumat (26/4) menyatakan bahwa pemimpin Kim Jong-un telah mengawasi uji penembakan beberapa peluncur roket terbaru. Laporan uji coba senjata terbaru dilakukan setelah Pyongyang dituduh telah memasok senjata ke Russia.

Korut yang terisolasi ini, baru-baru ini memperkuat hubungan militer dengan Russia, dan Pyongyang bulan ini berterima kasih kepada Moskwa atas veto Dewan Keamanan PBB yang menghalangi pembaruan panel ahli PBB yang memantau sanksi senjata internasional terhadap pemerintahan Kim Jong-un.

Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menuduh Korut telah memasok senjata ke Russia, meskipun sanksi PBB melarang tindakan tersebut. Dan para analis mengatakan Korut saat ini mungkin sedang menguji dan meningkatkan produksi artileri dan misil jelajah sebelum mengirimnya ke Russia untuk digunakan di Ukraina.

"Karakter penerbangan, akurasi serangan, indikator konsentrasi hingga pencapaian target peluru dari peluncur roket ganda kaliber 240 milimeter baru yang dibuat di unit industri pertahanan Pyongyang, dievaluasi dengan sangat memuaskan selama pengujian," laporKCNA.

"Kim Jong-un pun menekankan perlunya untuk melaksanakan rencana produksi amunisi tahun ini dengan cara yang kualitatif," imbuh kantor berita itu.

Peluncur roket yang dikombinasikan dengan teknologi baru itu, menurut Kim Jong-un, akan membawa perubahan strategis dalam memperkuat kekuatan artileri tentara Korut serta menekankan untuk melakukan produksi alat militer dari rencana awal.

Sebelumnya pada Februari lalu, Korut mengumumkan bahwa Akademi Ilmu Pertahanan telah mengembangkan peluru kaliber 240 milimeter baru, dimana militer Korut diperkirakan akan mempercepat produksi dan penempatannya melalui uji coba penembakan kali ini.

Targetkan Seoul

Awal pekan ini, Pyongyang mengatakan Kim Jong-un telah turut mengawasi latihan pemicu nuklir yang pertama di negaranya, yang melibatkan simulasi serangan balik nuklir sebagai peringatan kepada musuh.

Yang Moo-jin, rektor Universitas Studi Korut di Seoul mengatakan berdasarkan pengumuman pada Jumat bahwa Korut tampaknya telah mencapai beberapa kemajuan dalam mengintegrasikan teknologi panduan untuk serangan presisi yang menargetkan wilayah metropolitan Seoul.

"Seluruh negara ini seperti pameran industri pertahanan misil," komentar Yang Moo-jin kepadaAFP.

Tahun lalu, Korut pun melakukan sejumlah uji coba misil yang melanggar sanksi PBB yang ditetapkan sejak tahun 2006 meskipun ada peringatan dari Washington DC dan Seoul.

Sementara itu pada 2022 lalu, Pyongyang mendeklarasikan dirinya sebagai negara senjata nuklir yang tidak dapat diubah. Dan tahun ini, Pyongyang bahkan telah menyatakan Korsel sebagai "musuh utama" mereka.AFP/KBS/I-1

Baca Juga: