Harian milik pemerintah Korut telah merilis foto-foto uji coba peluncuran misil balistik pada Rabu (15/9) lalu. Ternyata misil ­balistik Korut itu diluncurkan dari atas sebuah kereta.

PYONGYANG - Surat kabar pada Kamis (16/9) melaporkan bahwa militer Korea Utara (Korut) pada Rabu (15/9) pagi lalu telah melakukan uji tembak misil dari sebuah kereta.

"Resimen Misil Kereta yang baru dibentuk, telah menggelar latihan peluncuran misil tersebut," tulisRodong Sinmun.

LaporanRodong Sinmunitu disertai foto-foto yang memperlihatkan sebuah misil ditembakkan dari kereta di atas rel sambil melepaskan asap dalam jumlah banyak. Sayangnya koran milik partai berkuasa di Korut itu tidak menyebutkan jenis misil yang ditembakkan.

Dalam keterangannya,Rodong Sinmunhanya menyatakan bahwa latihan tersebut diadakan di wilayah pegunungan di Korut bagian tengah. Dikatakan bahwa misil itu secara akurat mengenai target di Laut Jepang sejauh 800 kilometer.

Sementara itu kantor beritaNHKpada Kamis menulis bahwa dua misil Korut yang diluncurkan pada Rabu pagi itu telah jatuh di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang. Informasi ini diungkapkan oleh sejumlah narasumber di Kementerian Pertahanan Jepang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh tepat setelah peluncuran misil tersebut, pemerintah Jepang sebelumnya mengumumkan bahwa kedua misil itu tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Analisis lanjutan mengindikasikan bahwa misil tersebut terbang sekitar 750 kilometer dengan lintasan tidak teratur pada ketinggian di bawah 100 kilometer.

Misil balistik Korut terakhir kali jatuh di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang pada Oktober 2019 lalu.

Keprihatinan DK PBB

Sementara itu usai menggelar pertemuan darurat secara tertutup yang membahas peluncuran misil Korut pada Rabu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), sejumlah negara anggota menganggap bahwa uji coba misil balistik terbaru Korut itu sebagai sebuah ancaman besar.

"Kami semua mengutuk pelaksanaan uji coba misil itu," kata Duta Besar Prancis di PBB, Nicolas de Riviere. "Semua pihak sangat prihatin dengan situasi ini," imbuh dia.

Dalam penjelasannya, Dubes de Riviere menegaskan bahwa uji coba misil balistik oleh Korut itu adalah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan. "Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan," tegas dia.

Dubes de Riviere menambahkan bahwa saat ini mereka membutuhkan dialog politik, solusi politik, tetapi prasyaratnya adalah kepatuhan oleh Korut terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

"(Peluncuran misil oleh Korut) ini merupakan adalah ancaman bagi rezim non-proliferasi. Ini adalah ancaman bagi dunia, terutama ancaman bagi Korea Selatan dan Jepang," kata dia.

Keprihatinan juga disampaikan oleh Inggris. Melalui kantor Kementerian Luar Negeri, pemerintah Inggris mengecam uji coba misil Korut dan menyebutnya sebagai sebuah pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.

"Kami mendesak agar Korut untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut, dan untuk kembali berdialog dengan Amerika Serikat," demikian pernyataan dari Inggris. AFP/NHK/I-1

Baca Juga: