Semoga stabilitas kawasan Semenanjung Korea terjaga dan damai meski Korut menembakkan rudal balistik saat AS mengirim kapal induk ke Korsel.

SEOUL - Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara pada Senin (27/3) dilaporkan menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya. Peluncuran di tengah latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan serta kehadiran kapal induk AS, USS Nimitz, di pangkalan angkatan laut Korea Selatan.

Menurut Kepala Staf Gabungan (Joint Chiefs of Staff/JCS) Korea Selatan, rudal ditembakkan dari Provinsi Hwanghae Utara sekitar pukul 07.50 dan terbang sekitar 370 kilometer.

"Kedua rudal tampaknya telah mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang," kata pemerintah Jepang.

Dilaporkan oleh The Straits Times, peluncuran Senin terjadi ketika kapal induk AS, USS Nimitz dan kapal-kapal dari kelompok penyerang yang menyertainya dijadwalkan berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Korea Selatan.

"Sebelum kedatangannya, kapal induk itu akan mengadakan latihan maritim bersama dengan pasukan Korea Selatan pada Senin di lepas pantai selatan semenanjung Korea," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Kementerian itu menguraikan rencana kunjungan kapal induk itu, yang menandai yang pertama sejak kunjungan kapal USS Ronald Reagan September lalu, diatur sebagai bagian dari upaya untuk memiliki lebih banyak "aset strategis" AS di wilayah itu untuk menghalangi Korea Utara.

Provokasi Serius

Militer Korea Selatan "mengutuk keras" peluncuran rudal Korea Utara yang berulang kali sebagai provokasi serius yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menyerukan penghentian segera.

"Kami akan terus mengawasi berbagai aktivitas Korea Utara dan mempertahankan postur kesiapan yang kuat berdasarkan kemampuan untuk menanggapi provokasi apa pun secara luar biasa," kata JCS dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa mereka akan melanjutkan latihan militer dengan AS sesuai rencana.

Pemerintah Jepang juga mengajukan "protes keras" kepada Korea Utara, dengan mengatakan peluncuran misilnya mengancam keselamatan dan perdamaian Jepang, kawasan, dan komunitas internasional.

Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan peluncuran terbaru tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel AS atau sekutu mereka.

"Tetapi rudal tersebut menyoroti dampak destabilisasi dari senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Pyongyang yang melanggar hukum," katanya dalam sebuah pernyataan.

Korea Utara telah meningkatkan uji coba militernya dalam beberapa pekan terakhir, termasuk penembakan beberapa rudal jelajah pada Rabu yang menurut Pyongyang ditujukan untuk melatih serangan nuklir taktis.

Baca Juga: