Melalui tulisan komentar di kantor berita KCNA, Korut sesumbar akan meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata dalam waktu dekat.

SEOUL - Korea Utara (Korut) bertekad untuk meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata dalam waktu dekat untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas militer musuh-musuhnya. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah komentar yang dimuat oleh kantor berita KCNA pada Sabtu (9/12).

Satelit-satelit tersebut akan meniru satelit Malligyong-1 yang diluncurkan Pyongyang pada bulan November, yang menurut pemerintah Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang, telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Jika perlu, mereka (satelit-satelit itu) akan dengan sempurna menjalankan tugas membimbing dan memimpin kita menuju serangan yang sangat kuat," kata komentar anonim tersebut sambil membela pengembangan luar angkasa Korut sebagai haknya untuk mempertahankan diri.

Komentar itu muncul saat penasihat keamanan nasional AS, Korsel, dan Jepang, mengadakan pertemuan trilateral di Seoul untuk membahas Korut dan isu-isu global lainnya.

Dalam artikel terpisah di KCNA, Ro Ju-hyon, yang digambarkan oleh agensi tersebut sebagai analis urusan internasional, mengkritik Korsel karena telah memberi bantuan militer yang sembrono ke Ukraina.

Mereka mengutip artikel Washington Post awal pekan ini yang melaporkan bahwa penyediaan peluru kaliber 155mm secara tidak langsung oleh Korsel menjadikannya pemasok amunisi artileri yang lebih besar untuk Ukraina dibandingkan gabungan seluruh negara Eropa.

"Ini adalah tindakan kelas atas pro-AS yang bahkan menempatkan negara-negara Barat, yang memiliki kebijakan anti-Russia, ke dalam bayangan," kata Ro.

Korut telah dikritik atas hubungannya dengan Russia oleh Korsel, Jepang dan AS, yang mengatakan bahwa Pyongyang telah memberikan dukungan senjata kepada Moskwa sebagai imbalan atas bantuannya dalam meningkatkan kemampuan militernya.

Pada November lalu, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan AS memiliki informasi yang mengindikasikan bahwa Korut telah dengan secara diam-diam memasok Russia dengan sejumlah besar peluru artileri untuk perangnya di Ukraina.

Pertemuan di Seoul

Sementara itu dari pertemuan para penasihat keamanan nasional AS, Korsel, dan Jepang, di Seoul dilaporkan bahwa para penasihat keamanan nasional dari ke-3 negara itu sedang membahas langkah-langkah bagi menghambat pendanaan ilegal pengembangan persenjataan, ancaman unjuk kekuatan senjata misil dan kemungkinan uji coba ledakan nuklir ke-7 Korut pada 2024.

Tak hanya itu, ke-3 penasihat keamanan nasional juga membahas kekhawatiran mereka atas pertukaran teknologi militer Russia yang bisa meningkatkan senjata nuklir Korut. ST/I-1

Baca Juga: