Korea Utara memutuskan untuk terus meningkatkan persenjataan nuklirnya dengan alasan bahwa ancaman nuklir dari pihaknya akan memastikan keseimbangan kekuatan di kawasan.
SEOUL - Kantor beritaYonhappada Sabtu (4/3) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) telah memperbarui tekadnya untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya dengan alasan bahwa ancaman nuklir dari pihaknya akan memastikan keseimbangan kekuatan di kawasan.
Kementerian Luar Negeri Korut juga mengkritik Amerika Serikat (AS) karena menyebabkan runtuhnya sistem kontrol persenjataan internasional.
"Dampak ancaman nuklir memastikan keseimbangan kekuatan di kawasan serta keamanan fisik yang kuat guna mencegah pecahnya perang baru," menurut Kementerian Luar Negeri Korut.
Korut juga mengklaim bahwa penambahan senjata secara sepihak oleh AS dan sekutunya meningkatkan risiko konflik bersenjata di Semenanjung Korea.
Pernyataan Korut itu muncul saat Korea Selatan (Korsel) dan AS mengumumkan bahwa mereka akan melakukan latihan militer gabungan pada bulan ini untuk memperkuat postur pertahanan sekutu.
Latihan bersama yang disebut latihanFreedom Shield, dijadwalkan berlangsung dari 13-23 Maret tanpa istirahat, menandai edisi paling lama dari latihan pos komando simulasi komputer bersama mereka.
Kemudian akan dilanjutkan secara bersamaan dengan latihan lapangan skala besar baru, yang disebutWarrior Shield, sejalan dengan dorongan sekutu untuk memperkuat program pelatihan dan meningkatkan realisme mereka.
Desak PBB
Sementara itu pada Minggu (5/3) Kementerian Luar Negeri Korut mendesak PBB untuk meminta agar latihan militer gabungan antara AS dan Korsel segera dihentikan, karena dinilai meningkatkan ketegangan yang dikhawatirkan akan lepas kendali.
"Latihan dan retorika kedua negara bersekutu itu secara tidak bertanggung jawab meningkatkan level konfrontasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korut untuk Urusan Organisasi Internasional, Kim Son Gyong, lewat pernyataan yang dirilis kantor berita resmiKCNA.
AS dan Korsel akan menggelar latihan militer besar-besaran selama lebih dari 10 hari pada Maret, termasuk pendaratan kendaraan amfibi, menurut pejabat dari kedua negara pada Jumat (3/3).
Kedua negara mengatakan latihan tersebut untuk membela diri dan diperlukan untuk melawan ancaman yang meningkat dari pengembangan rudal balistik dan senjata nuklir Korut, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
AS-Korsel juga menggelar latihan udara gabungan dengan menggunakan pengebom jarak jauh AS dan jet tempur Korsel pada Jumat dan sudah melakukan latihan untuk pasukan khusus selama berminggu-minggu.
"PBB dan komunitas internasional harus mendesak AS dan Korsel agar secepatnya menghentikan pernyataan provokatif dan latihan militer gabungan mereka," kata Kim. "Sangat disayangkan bahwa PBB terus-terusan bungkam soal latihan tersebut, yang jelas-jelas agresif," imbuh dia.
Bulan lalu Kim pun sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Sekjen PBB Antonio Guterres bersikap sangat tidak adil, tidak seimbang terhadap uji peluncuran misil Korut.Ant/I-1