Sebuah laporan tahunan dari AS menyatakan bahwa Korut saat ini telah memiliki kemampuan untuk menciptakan senjata biologis dengan menggunakan rekayasa genetik.

WASHINGTON DC - Sebuah laporan tahunan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) memiliki kemampuan untuk menciptakan senjata biologis dengan menggunakan rekayasa genetik.

Penilaian tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri AS pada laporan tahunan berjudulKetaatan dan Kepatuhan Terhadap Perjanjian dan Komitmen Pengendalian Senjata, Non-Proliferasi dan Perlucutan Senjatayang dirilis pada Senin (15/4) waktu setempat.

Laporan tersebut memaparkan bahwa Korut memiliki kemampuan untuk menciptakan senjata biologis secara genetik seperti CRISPR, yang telah dilaporkan oleh akademi negeri Korut. CRISPR adalah teknik yang digunakan untuk memanipulasi informasi genetik dalam DNA makhluk hidup.

"Korut setidaknya memiliki kemampuan terbatas untuk menciptakan senjata biologis secara genetik. Perubahan tersebut menandakan berkembangnya kemampuan Korut sejak tahun lalu," demikian bunyi laporan tahunan itu seperti dilansir kantor beritaKBS, Selasa (16/4).

Laporan tahun ini juga mengungkapkan bahwa Korut memiliki program senjata biologis ofensif, yang menunjukkan bahwa Korut tetap melanjutkan programnya meskipun telah menjadi negara anggota Konvensi Senjata Biologis tahun 1987.

Kunjungan Utusan AS

Sementara itu, Selasa (16/4) ketika tengah mengunjungi perbatasan yang dijaga ketat antara Korut dan Korea Selatan (Korsel), Duta Besar AS untuk PBB mendesak Pyongyang untuk kembali melakukan perundingan ketika penegakan sanksi PBB secara global terhambat.

Linda Thomas-Greenfield tiba di Korsel sejak Minggu (13/4) dalam perjalanan yang bertujuan untuk menjaga tekanan terhadap Korut yang memiliki senjata nuklir setelah Russia bulan lalu menggunakan hak veto PBB untuk secara efektif mengakhiri pemantauan PBB terhadap pelanggaran serangkaian sanksi terhadap rezim Kim Jong-un.

Para ahli mengatakan peralihan ini merupakan kemenangan signifikan bagi Kim, yang baru-baru ini meningkatkan hubungan dengan Moskwa, dan menurut klaim Washington DC dan Seoul, telah mengirimkan senjata ke Russia untuk digunakan di Ukraina.

"AS tidak memiliki, tidak ada niat bermusuhan terhadap Korut," kata Thomas-Greenfield di zona demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea. "Kami telah membuka pintu bagi diplomasi yang bermakna dan kami tetap terbuka terhadap dialog, dialog yang nyata dan produktif tanpa prasyarat. Yang harus dilakukan Korut hanyalah mengatakan ya dan hadir di meja perundingan," imbuh dia.

Washington DC dan Seoul sebelumnya telah mengecam tindakan Moskwa di PBB dan menyebutnya tidak bertanggung jawab. Selain itu Pyongyang juga telah melakukan upaya untuk memperkuat hubungan dengan sekutu terpentingnya, Tiongkok. Pekan lalu, mereka menerima kunjungan pejabat tertinggi ketiga Tiongkok dan menyebut hubungan bilateral tersebut sebagai persahabatan abadi.

"Kami mendesak Russia dan Tiongkok untuk membalikkan arah dan sekali lagi mendesak Pyongyang untuk memilih diplomasi dan datang ke meja perundingan," kata Thomas-Greenfield.AFP/KBS/I-1

Baca Juga: