Korut menyatakan telah meluncurkan kapal selam serangan nuklir taktis pertamanya. Namun klaim itu diragukan bisa beroperasi oleh Korsel

SEOUL - Media pemerintah pada Jumat (8/9) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) telah meluncurkan kapal selam serangan nuklir taktis pertamanya, meskipun militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan kapal tersebut mungkin tidak bisa beroperasi.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang memimpin upacara peresmian pada Rabu (6/9) lalu mengatakan bahwa kapal selam tersebut adalah bagian dari dorongan kemajuan persenjataan nuklir angkatan laut, menurut kantor beritaKCNA.

Gambar saat peluncuran kapal selam dariKCNAmenunjukkan Kim berbincang dengan pelaut berseragam putih di sebelah kapal selam, yang haluannya dihiasi bendera Korut.

"Peluncuran kapal selam No. 841 yang diberi nama pahlawan Kim Kun Ok, menandakan dimulainya babak baru dalam memperkuat kekuatan Angkatan Laut Korut," kataKCNA.

Dalam upacara peluncuran, Kim mengatakan bahwa kapal selam itu adalah salah satu alutsista ofensif bawah air inti dari kekuatan Angkatan Laut Korut. "Korut akan mengubah kapal selam yang ada menjadi kapal penyerang yang dilengkapi senjata nuklir," kata Kim.

Pada Kamis (7/9),KCNAmengatakan bahwa Kim tengah memeriksa kapal selam tersebut saat bersiap untuk uji pelayaran, dan memasukinya untuk mengenal sistem senjata dan kemampuan operasi bawah airnya.

Namun militer Korsel mengatakan klaim Pyongyang tidak bisa dianggap remeh. "Penilaian awal kami menunjukkan bahwa kapal tersebut tampaknya tidak dapat beroperasi," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) kepadaAFP.

Modifikasi

Korut diketahui telah melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun ini, dan bulan lalu gagal dalam upaya kedua untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit.

Korsel dan Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan kerja sama pertahanan sebagai tanggapannya, dengan mengadakan latihan militer bersama dengan mengerahkan jet siluman canggih dan aset strategis AS lainnya, serta mengadakan latihan angkatan laut dengan Jepang.

Menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), sebuah wadah pemikir yang berbasis di AS, Korut diperkirakan memiliki antara 64 dan 86 kapal selam, salah satu armada terbesar di dunia. Namun, menurut NTI, para ahli meragukan apakah semuanya bisa beroperasi mengingat usianya. Namun pada 2019, Kim ditampilkan di media pemerintah sedang memeriksa kapal selam yang sebelumnya tidak dilaporkan.

"(Kapal selam) ini sama, meskipun lebih banyak dimodifikasi, dengan kapal selam yang ditunjukkan Korut kepada kita pada Juli 2019," cuit Joseph Dempsey, seorang peneliti di International Institute for Strategic Studies, di media sosialX.

"Sementara Korut telah menambahkan kompartemen misil dan secara eksternal meniru fitur desain yang lebih kontemporer… (kapal selam ini) pada intinya adalah kapal diesel-listrik kelas Romeo yang sudah ketinggalan zaman, yang awalnya dirancang pada tahun 1950-an," kata Dempsey seraya mengatakan bahwa kapal selam itu memiliki beberapa keterbatasan dan kerentanan mendasar.AFP/I-1

Baca Juga: